Kabupaten Serang, jurnalkota.id
Akibat pengaruh minuman keras (Miras), RM (26) penjual nasi goreng bersama rekannya FS (16) tega mencabuli wanita dibawah umur secara bergilir, di kontrakan pelaku di wilayah Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang Provinsi Banten, Minggu, (3/21/2021).
Akibat perbuatannya, kedua pelaku ditangkap personel Unit PPA Satreskrim Polres Serang.
“Keduanya ditangkap personel Unit PPA di rumah kontrakannya, Rabu (6/1/2021) dini hari sekitar jam 3 pagi,” kata Kapolres Serang, AKBP Mariyono kepada wartawan, Jumat, (8/1/2021).
Menurut Mariyono, peristiwa memilukan yang dialami pelajar SMA itu bermula, saat kedua pelaku FS dan RM tengah berpesta minuman keras (Miras) di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang.
“Awal mula kedua tersangka meminum minuman alkohol jenis Anggur Merah di Kawasan Industri Modern Cikande, lalu tersangka FS berkomunikasi dengan korban lewat Chat WA, hingga akhirnya korban mau dan dijemput di pinggir jalan dengan menggunakan Motor Yamaha Vixion,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mariyono menjelaskan setelah berada di kawasan industri tersebut, kemudian meminta kepada kedua pelaku untuk mengantar pulang. Namun karena sudah terlalu larut malam, korban berusia 15 tahun ini dibujuk untuk ikut keduanya ke kontrakan FM.
“Karena sudah terlalu malam dan hampir pagi, akhirnya korban dirayu agar menginap di kontrakan dan korban pun mau,” jelasnya.
Mariyono mengungkapkan setibanya di kontrakan penjual nasi goreng, korban disetubuhi secara bergilir oleh kedua pelaku. Di tempat lain, orangtua korban mencari korban karena tidak pulang. “Korban ditemukan masih berada di dalam kontrakan,” ungkapnya.
Mariyono menambahkan atas kejadian itu, korban mengalami trauma dan robek pada bagian intimnya. Tidak terima dengan perbuatan kedua pelaku, orang tua korban melaporkannya ke Polres Serang.
“Barang bukti yang kita amankan 1 unit motor Yamaha Vixion, sebagai sarana kejahatan dan 1 buah kasur Palembang warna hijau sebagai alas. Modus operandinya, melakukan bujuk rayu dan rangkaian kebohongan korban disetubuhi secara bergantian,” tambahnya.
Atas peristiwa itu, Mariyono menegaskan kedua pelaku akan dijerat Pasal 81 ayat 1 dan 2 Jo Pasal 82 ayat 1 UU RI Nomor 17 Tahun 2016, tentang perubahan kedua atas UU Nomor 3 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
“Untuk ancaman pidananya, paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar,” tegasnya.
Penulis : Agi Prakat Raharja S.Kom