Garut, jurnalkota.online
Sejumlah aktivis yang ada di Kabupaten Garut menggelar diskusi di rumah makan Kampung Muara Sunda, jalan raya Bayongbong, Kelurahan Muara Sanding, Kecamatan Garut Kota, Kamis (4/11/21).
Diskusi para aktivis tersebut dalam rangka membahas segala persoalan di pemerintah kabupaten Garut yang selama ini dinilai banyak bermasalah.
Pemerintah Kabupaten Garut selama ini dianggap telah gagal dalam melaksanakan tugas fungsinya, untuk mensejahterakan masyarakat dengan banyaknya dugaan-dugaan penyelewengan.
Misalnya sebagaimana yang diutarakan Agus Sugandi, salah seorang aktivis senior di Kabupaten Garut. Ia banyak mengkritisi soal IPM Garut yang dari tahun ke tahun tak pernah berubah. Selalu menempati rengking 1, 2 atau 3 dari belakang.
Melihat fakta semacam ini menurutnya tidak ada peran Bupati Garut yang signifikan, bisa membawa perubahan pada Garut. Menurut dia Garut selalu bersifat monoton tak mengalami kemajuan.
Atau mungkin, dia menduga bahwa tidak berubahnya IPM ini memang faktor kesengajaan. Karena diindikasikan dengan rendahnya IPM itu, maka bantuan akan selalu mengalir dari pemerintah pusat.
Selain itu Agus Sugandi juga banyak memaparkan tindak pidana korupsi yang marak terjadi di lingkungan pemerintah Kabupaten Garut. Menurutnya korupsi tradisional seperti suap menyuap, sogok menyogok seolah menjadi hal yang biasa.
Selain itu tentu masih banyak tema yang dibahas dalam diskusi para aktivis tersebut. Di antaranya masalah lingkungan yang mengalami kerusakan di Kabupaten Garut. Hingga kini belum ada solusinya.
Bahkan dari kerusakan lingkungan ini berdampak cukup besar terhadap tatanan kehidupan yang diakibatkan dari bencana alam yang selalu terjadi sepanjang tahun di Kabupaten Garut terutama di musim hujan.
Menurut para aktivis, masalah ini disebabkan karena ketidak mampuan Bupati Garut dalam memimpin Garut.
Syam Yosep, kuasa hukum dari GMBI distrik Garut menyebut, bahwa ada semacam keresahan yang dirasakan oleh para aktivis di Garut. Sehingga diskusi semacam ini digelar oleh para aktivis.
“Ada ketidakpuasan yang dirasakan dari kinerja Bupati dan Wakil Bupati Garut saat ini, sehingga para aktivis dari berbagai lembaga membuat forum diskusi untuk mencari solusi,” katanya.
Sementara, Ganda Permana, Ketua GMBI distrik Garut menjelaskan, bahwa diskusi aktivis ini digelar sebagai pemersatu para aktivis. Karena kondisi saat ini seolah ada dugaan untuk membenturkan para aktivis di lapangan untuk diadudomba.
“Karena ada indikasi bahwa beberapa aktivis sengaja diakomodir, sementara aktivis lain tidak. Dan ini menurutnya merupakan politik pecah bambu, yang tak lain adalah sebagai upaya untuk memecah belah para aktivis,” katanya.
Dari salah satu kesimpulan diskusi juga diputuskan bahwa para aktivis merasa tidak puas terhadap kinerja Bupati Garut. Sehingga ada semacam mosi tidak percaya dan keinginan para aktivis untuk menurunkan Bupati Garut Rudy Gunawan.
Penulis: H Ujang Selamet/Saepul Zihad