Buleleng Bali, jurnalkotatoday.con
Berkesenian adalah hal yang universal, siapapun tanpa terkecuali berhak untuk melakukannya dengan rasa iklas, tulus dan tentunya memiliki motivasi untuk menjalankannya. Salah satu contohnya adalah Sanggar Seni Manik Uttara yang didirikan pada tanggal 20 Juli 2015 oleh I Kadek Sefyan Artawan. Keunikan sanggar ini memiliki anggota berkebutuhan khusus atau difabel. Hal ini dikarenakan adanya orang tua yang memiliki semangat tinggi ingin mendaftarkan anaknya untuk bisa belajar/mengikuti kegiatan seni seperti anak pada umumnya.
“Kami tidak memilih-milih anggota sanggar untuk belajar disini, yang penting bisa menghitung untuk ketukan dan mengerti kanan kiri jika menari. Selain itu kami memiliki pelatih yang sangat sabar, sehingga anak-anak ini bisa mengikuti perintah/petunjuk dengan baik dan ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi sanggar dan anak didik kami” jelasnya dalam acara Bincang Komunikasi (B-Kom), di Gedung BCC Kominfosanti, Selasa, (11/6).
Berlokasi di Desa Giri Mas, Kecamatan Sawan, Sanggar Seni Manik Uttara yang memiliki anak didik hampir lima ratusan ini didirikan berawal atas dasar ingin melestarikan dan memperkenalkan gamelan Semarpegulingan, yang saat itu belum banyak dikembangkan di Buleleng.
“Selain gamelan Semarpegulingan, kami juga memiliki seperangkat satu barung gamelan gong kebyar dan sudah mempunyai regenerasi baik penari maupun penabuh,” ujar I Kadek Sefyan Artawan, ketua Sanggar Seni Manik Uttara.
Kegiatan di sanggar ini terbilang aktif. Latihan rutin pun dilakukan setiap harinya dengan pembagian waktu yang telah ditentukan seperti kegiatan latihan menari, latihan megambel dasar, latihan megambel anak-anak, latihan gong dewasa, dan latihan gong wanita. Sanggar ini pun memiliki target untuk nantinya akan mengembangkan cakupannya ke wilayah bagian timur Buleleng, seperti di Kecamatan Kubutambahan hingga Kecamatan Tejakula mengingat masih minimnya sanggar seni di wilayah tersebut.
“Sanggar kami sering mengisi kegiatan baik yang diadakan pemerintah ataupun pribadi seperti festival atau pagelaran seni. Kami tetap berkarya dengan prinsip ngayah sambil melajah, tentunya karya yang dikembangkan juga tertuju pada kearifan lokal Buleleng.” tutupnya.
Dedikasi Sanggar Seni Manik Uttara dalam melestarikan seni budaya Bali patut diapresiasi. Kegigihan mereka dalam melatih dan membimbing generasi muda Buleleng untuk mengenal dan mencintai budaya adiluhung menjadi inspirasi bagi kita semua. Dedy