Garut, jurnalkota.id
Di masa pandemi, perekonomian masyarakat menjadi terguncang. Semua sektor terdampak tanpa terkecuali, angka pengangguran naik drastis, akibat, terputusnya mata pencaharian masyarakat.
Karena itu diperlukan inovasi dari seorang pemimpin bagaimana menanggulangi penderitaan masyarakat tersebut.
Menyikapi kondisi itu, Pemerintah Desa Tanjungkarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat, berusaha keras mencari solusi, agar, masyarakatnya bisa keluar dari kesulitan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Desa Tanjungkarya, Dedi Supriadi menjelaskan, mayoritas warga Desa Tanjungkarya adalah perantau (urban) ke kota besar. Di tengah pandemi ini banyak dari warganya yang kembali ke Kampung, karena kehilangan mata pencaharian di kota.
“Dengan pandemi Covid-19, msyoritas masyarakat itu kan perantau jadi urban. Saat ada pandemi mereka pulang ke daerah masing – masing, sehingga hilang lah mata pencaharian mereka,” jelasnya.
Kepala Desa Tanjungkarya, menambahakan, itu untuk membangun bagaimana pemberdayaan ekonomi, untuk menunjang kesejahteraan masyarakat. Salah satunya, bagaimana melibatkan seluruh elemen masyarakat dengan usaha-usaha, yang dibentuk oleh BUMDes sesuai dengan Perdes.
“Salah satunya memberdayakan pemuda, dengan bina taruna, untuk ternak, penghijauan, memanfaatkan lahan pekarangan, dan juga yang paling menjadi prioritas adalah pemanfaatan lahan produktif,” katanya.
Salah satu usaha yang digarap itu adalah, memanfaatkan lahan produktif, yang saat ini dijadikan jalur pendakian gunung Guntur, yaitu dengan membangun rest area bagi pendaki.
“Hari ini, belum terwadahi, karena memang masih liar. Nah makanya Kepala Desa memiliki gagasan, bagaimana, melibatkan semua pihak maka dibangunlah, rest Area, untuk dijadikan wahana pemberdayaan ekonomi, yang nantinya melibatkan ratusan orang,” jelasnya.
Untuk dana membangun rest area tersebut Pemerintah Desa Tanjungkarya, menggunakan dana swadaya dari BUMDes juga uang pribadi Kepala Desa.
“Kalau bicara anggaran sekarang kan sudah jelas, bahwa, anggaran Dana Desa( DD), itu sesuai dengan edaran dari pusat. sehingga, kita belum bisa mengalokasikan untuk pembangunan fisik dan sebagainya. Kita dengan BUMDes memikirkan swadaya. dengan modal seadanya, yang kedua dengan biaya pribadinya kepala Desa,” jelasnya.
Dedi Supriadi berharap, agar upaya pihaknya ini mendapatkan support dari Pemerintah. “Jadi kami ini walaupun belum ada stimulan sedikitpun dari pemerintah, mak kami di sini melakukan swadaya. Hari ini kami pun berharap bagaimana perhatian penuh terhadap para Dinas terkait di Kabupaten Garut untuk merespon bagaimana kegiatan-kegiatan yang dilakukan desa kami,” katanya
Penulis : H.Ujang Selamet
Editor : Haris