Jakarta, jurnalkota .id
Bela Indonesia Gerakan Pilar Bangsa (BELAIN) mendukung penuh sikap investigasi aktif dan advokasi terhadap WNI oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi dan Mentri Kelautan dan Perikanan, Edi Prabowo terhadap kasus perbudakan dan nasib WNI pekerja kapal ikan RRC Long Xing 629 dan Tian Yu 8 di Lautan Pasfik Barat.
Sebelumnya, publik medsos Indonesia tersinggung dan marah atas berita, adanya 15 orang ABK Indonesia yang disiksa oleh pemilik kapal ikan RRC. Tiga WNI tewas dan dilarung ke laut Pasifik Barat dan satunya lagi wafat di Kota Busan, Korea Selatan. Penyiksaan tersingkap tanggal 24 April, ketika kapal ikan RRC berlabuh di Busan.
“Kita mendukung penuh langkah yang ditempuh Menlu dan Menteri Keluatan yang aktif melakukan investigasi dan advokasi terhadap kasus ini. Apalagi warga Negara Indonesia pekerja kapal ikan RRC itu tidak menerima gaji selama setahun kontrak kerja dan hanya diberikan honor Rp 150.000 setiap bulan,” kata Direktur Eksekutif BELAIN, Abdussalam Hehanussa kepada jurnalkota.id di Jakarta, Sabtu (09/5/2020).
Ia juga menyoroti praktik jahat yang dilakukan WNA pekerja asal RRC di Kendari Sulawesi Tenggara dengan modus berbeda yakni memiliki KTP palsu Indonesia untuk bekerja di daerah tersebut. Fakta adanya jaringan mafia RRC beroperasi di Indonesia juga makin tersingkap di Morowali, Konawe dan Weda.
Hal ini memicu aksi massa nasionalis mengusir WNA RRC semakin terkonsolidasi di tengah wabah Covid-19 yang bersumber dari Kota Wuhan, RRC dan menimbulkan bencana kemanusiaan di seluruh Indonesia.
“Untuk itu kami mendukung penuh sikap penolakan dan desakan publik Sulawesi Tenggara atas rencana kedatangan 500 WNA RRC yang bekerja di PT. VDNI di Kabupaten Konawe. Alasan Menkumham No. 11 tahun 2020 pasal 3 ayat (1) huruf F, yang menjamin TKA WNA RRC harus menghormati juga kebijakan Pemda dan tokoh masyarakat setempat yang menolak,” paparnya.
Ia juga menyerukan kepada semua elemen aktifis nasional, relijius dan milenial di seluruh Indonesia untuk ikut memviralkan kasus perbudakan oleh pemilik kapal ikan RRC terhadap ABK WNI, kasus KTP Palsu TKA WNA RRC.
Terkait dampak pandemik Covid-19 asal RRC menurutnya publik Indonesia semakin sengsara. Sementara Kota Hubei, asal virus corona, sudah mulai dibanjiri 7,5 juta turis domestik. “Padahal di Indonesia sudah ada1.500 hotel tutup dan mem- PHK karyawan. Selain itu ada 1.367 perusahan bangkrut secara operasional, belasan ribu WNI terinveksi corona dan hamoir seribu orang sudah tewas,” ungkapnya.
Untuk itu ia mengapresiasi Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang kini jadi pahlawan publik menggeser popularitas Gubernur DKI Anies Baswedan dan Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat. “Ganjar patut diapresiasi karena semua warga Jateng di seluruh indonesia dan global, diadvokasi secara serius dan nasioalis, karena terdampak Covid-19,” pungkasnya.(Sya)