Garut, jurnalkotatoday.com
Warga Cintadamai dan Padamukti dari 2 desa yang berada di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut Jawa Barat sangat mengharapkan ada perbaikan tanggul Cideukeut yang jebol beberapa bulan lalu.
Warga 2 desa itu antara lain Desa Padamukti dan Desa Cintadamai. Secara lokasi, tanggul itu terletak di Desa Cintadamai, namun pemanfaat besarnya ada di Desa Padamukti.
Kepala Desa (Kades) Padamukti, Alit M .Abdullah mengatakan, akibat rusaknya tanggul tersebut, aliran air ke hektaran sawah menjadi terganggu.
“Terutama nanti ketika musim kemarau panjang, akan sangat terasa,” katanya kepada Jurnalkotatoday di lokasi, Jumat (20/1/2023).
Dikatakan, warga yang memanfaatkan air dari situ antara lain dari kedusunan 1 dan kedusunan 2.
Perbaikan sendiri menurut Alit, sudah kerap dilakukan, tapi tidak ada yang sifatnya permanen. Beberapa kali diberi bronjong tapi jebol lagi akibat terjangan air.
Oleh karena itu, Alit mengharapkan ada perbaikan yang sifatnya permanen pada tanggul tersebut.
Ia pun sudah mengusulkan proposal ke SKPD terkait di Pemkab Garut, dan yang utama juga ditujukan ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
Menurut Alit, dana yang dibutuhkan agar tanggul bisa berdiri kokoh, kurang lebih di atas Rp. 1 miliar.
Kepala Desa Cintadamai, Kecamatan Sukaresmi, H Undang juga membenarkan kaitan jebolnya bendungan tersebut.
”Untuk pembagunan Bendungan (tanggul) Cipandai yang berlokasi di Cideukeut yang banyak dimanfaatkan oleh warga Padamukti dan kebetulan lokasinya ada di Desa Cintadamai,” ujarnya.
Walaupun pemanfaat air kebanyakan dari Desa Padamukti, namun warganya juga dirugikan akibat jebolnya tanggul itu.
”Harapan kami, jelas ya, warga kami juga merasakan dirugikan. Dalam hal dirugikan itu karena ada sawah-sawah kami yang sudah tergerus oleh aliran air tersebut. Mungkin sudah beberapa ratus meter yang tergerus sehingga tidak bisa dimanfaatkan,” katanya.
Undang pun sudah menjalin komunikasi dengan Kades Padamukti. Disarankan Kades Padamukti yang membuat usulan pengajuan proposal baik ke Dinas PUPR Bidang pengairan atau ke BBWS.
Tapi pihaknya tidak tinggal diam. Dalam hal ini H. Undang senantiasa menanyakan sejauh mana progres pengajuan bantuan tersebut. ”Sampai dengan saat ini belum ada titik terang,” ujarnya.