Oleh: Pangihutan Simatupang
Entah dari mana saya akan memulai tulisan ini, terlalu banyak pertemuan yang berkesan bersamanya, baik itu yang formal, saat melaksanakan giat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Koordinatoriat Jakarta Selatan, maupun pada waktu bebas, di Balai Wartawan, atau sejumlah kantin yang berjajar di kawasan kantor Wali Kota Jakarta Selatan.
Namun, bukan hal pertemuan itu yang ingin dikenang, melainkan perbuatan baik yang dilahirkan dari berbagai kesempatan, yang wajib dikemukakan dan implementasikan, sehingga beranak pinak dalam kehidupan kita yang ditinggalkan.
Itulah prakata yang pantas buat sobat Hendra Lubis yang telah mendahului kita,
Sabtu (28/3/2020). Hal istimewa yang dimiliki kawan ini, ketika hadir pada acara PWI Jakarta Selatan dengan pejabat atau Wali Kota, anggota PWI Jakarta Selatan yang satu ini akan tampil membawakan doa atau kata sambutan, yang membuat pertemuan resmi dan terkesan kaku, menjadi cair, suasana berubah riuh oleh candanya.
Mendengar ‘guyonnya”, para tamu tak akan bisa membendung tawa.
Itulah dia Hendra Lubis, memiliki talenta dan keberanian melontarkan “joke-joke”, yang terkadang berisi sindiran dan protes terhadap para pejabat, namun muatan kata-kata yang menggelitik mampu menyamarkan keritikan, sehingga yang mendengarnya tetap bisa tersenyum dan tertawa.
Potensi yang dimilikinya, bisa menjadi inspirasi, khususnya bagi jurnalis yang ingin memberikan masukan atau mengkeritisi kinerja pejabat yang “nyeleneh”, dan dinilai lari dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi).
Ini satu bagian positif yang saya ‘tangkap’ dari sahabat ini, dan meskipun dia telah pergi, tapi keistimewaannya tidak pernah pergi. Selamat jalan sobat. ***