Jakarta, jurnalkota.id
Bela Indonesia Gerakan Pilar Bangsa (BELAIN) menyerukan, sekaligus mendukung Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) untuk segera memimpin langsung perang gerilya melawan pandemik Covid-19, dengan mengeluarkan maklumat Presiden untuk menggalang aksi dana solidaritas sosial, dan mengeluarkan paket kebijakan subsidi ekonomi kepada WNI yang terdampak kebijakan pemerintah.
Menurut Direktur Eksekutif BELAIN, Abdussalam Hehanussa, langkah tersebut perlu segera diambil Presiden. Pasalnya, korban terinveksi Covid-19 di Indonesia saat ini melejit menjadi 1.046 orang dan 87 orang wafat, atau naik 500% sejak 2 Maret 2020.
“Tingginya angka kontainasi virus Corona, telah menuai banyak sikap kritik dan saran kepada negara untuk merespon agresif, belajar dari perang opini saling menuding atas kegagalan antisipasi antar negara,” kata Abdussalam kepada Jurnalkota.id di Jakarta, Sabtu (28/3) malam.
Ia mengungkapkan, bahwa publik Asia Tenggara terutama di Indonesia sangat panik dengan situasi di Italia, karena warga yang tewas capai 9.134 orang dan Amerika yang warganya terinfeksi tertinggi di dunia, yang mencapai angka 102.396 orang dalam 3 bulan.
“Apalagi Badan Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan kekhawatiran bahwa sistem perawatan kesehatan yang lebih lemah di Asia tenggara, tidak mampu mengatasi wabah besar Covid-19. Pemicunya karena terlambat menetapkan kebijakan agresif sejak awal Januari 2020,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, LSM Australia, Lowy Institute juga ikut mengkeritik pemerintah Indonesia, yang disebutkan tidak punya rencana yang jelas dan transparan tentang cara memerangi Covid-19,.
“Banyak hal yang menjadi fakta dan opini publik seperti rapid test yang tidak efektif sebagai pemeriksaan berimbang, dokter dan perawat medis kekurangan APD (alat pelindung diri) di 27 provinsi, PMI kekurangan cadangan darah dan pemerintah kekurangan 1500 orang dokter,” papar pria yang biasa disapa Alan ini.
Pihaknya menilai, sistem kesehatan negara terganggu signifikan dan sudah hampir kehilangan kendali karena pandemik Corona tambah menyebar luas. “Mayoritas pengemudi becak, potong rambut, sopir angkot, ojol, sopir online, pedagang kaki lima, buruh pabrik, pekerja harian dan pekerja serabutan mengalami kesengsaraan ekonomi setiap hari, akibat teror virus Corona,” tukasnya.
“Bom sosial bisa meledak, apabila mereka tidak memiliki alternatif pendapatan dalam 3 bulan ke depan, dan negara terus memberikan kebijakan yang dinilai kejam, tanpa solusi advokasi ekonomi yang menolong WNI korban kebijakan negara,” tambah dia.
Secara substantif, lanjut dia, seluruh warga dunia menginginkan pemerintah memikul kesengsaraan, menjamin perlindungan kesehatan warga negaranya secara terhormat, dan kejujuran. “Mereka ingin melihat pemerintah, menunjukkan kemampuan untuk merubah kebijakan apapun untuk menurunkan dampak pandemik Corona di setiap kriteria,” ujar Alan.
BELAIN juga menyerukan kepada pimpinan TNI- Polri, BIN, BSSN, BNPT, BNN dan BUMN untuk membantu BNPP dengan mobilisasi aksi siber pertahanan, siber keamanan, siber deteksi dan siber respons untuk mendukung skenario identifikasi, evaluasi dan monitoring resiko perang teror biologis Covid-19 diseluruh basis teritorial dan ke wilayahan, Indonesia.
“Kami juga menyerukan kepada generasi milenial, organisasi pemuda, influenser medsos untuk terus meningkatkan kapasitas mental publik nasional yang semakin depresi dan kelelahan mental, akibat tekanan informasi hoaks, penyesatan informasi, penyebaran rumor teori konspirasi global Covid-19, yang menularkan kecemasan fobia, ketakutan konektif dan kepanikan masif di lingkungan sosial,” pungkasnya.
Penulis: Syarif Lussy