Jakarta, jurnalkota.id
Siswa belajar di rumah, orangtua keluhkan belum terima bantuan biaya paket data internet dari sekolah. Selama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, para siswa diwajibkan belajar dari rumah secara daring dengan guru. Karenanya dibutuhkan koneksi jaringan internet agar proses belajar bisa berlangsung.
Kondisi tersebut dikeluhkan para orangtua siswa, pasalnya mereka harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli kuota internet.
“Ini sangat memberatkan kita sebagai orangtua siswa, apalagi di saat corona sekarang ini beban ekonomi untuk kebutuhan hidup sehari-hari saja sudah cukup berat. Ditambah harus beli kuota internet untuk belajar anak. Harusnya ada bantuan dari sekolah, tapi sampai sekarang belum juga ada,” ujar orangtua siswa SDN 04 Tanjung Priok, Jakarta Utara yang tak ingin disebut namanya, Jumat (9/4/2020).
Bantuan biaya paket kuota internet sendiri sebenarnya sudah tertuang dalam Permendikbud No. 19 tahun 2020 pasal 9, tentang Perubahan Juknis BOS Reguler untuk mendukung proses belajar siswa di rumah selama pandemi covid-19.
Namun berdasarkan pantauan di sejumlah sekolah, bantuan biaya kuota internet, hingga saat ini belum disalurkan dengan berbagai alasan.
Seperti di SDN 04 Tanjung Priok Jakarta Utara. Melalui Kepala Sekolah (Kepsek), Suparti yang dihubungi menyampaikan, pihaknya masih sedang proses pendataan siswa yang kesulitan tentang kuota internet.
“Ini demi kelancaran Home Learning (HL), begitu juga dengan gurunya. Siswa dan guru akan dapat paket data. Sesuai pengalihan dana BOS yg tidak terpakai mulai bulan April,” ujar Suparti melalui WA telepon selulernya.
Ia juga mengaku sudah mengakumulasi jumlah dana yg dialihkan untuk paket data. “Ini sedang disiapkan mekanisme pentransferan ke orangtua siswa dan guru,” tambahnya.
Terkait besaran bantuannya sendiri, Suparti menjelaskan, pihaknya akan menyesuaikan dengan anggaran yang ada. “Jika banyak siswa mungkin bisa paket 50 ribu hingga 100 ribu rupiah, per orang,” ujarnya.
Sekolah yang memiliki 757 siswa tersebut, juga sudah menggelar pertemuan dengan para guru kelas, agar membuka pendaftaran di kelasnya masing- masing.
Sedangkan terkait waktu penyaluran bantuan kuota, Suparti tak berani menjawab dengan pasti waktunya. Karena ia akan berkoordinasi dahulu dengan bendahara sekolah dan perwakilan komite.
Kondisi serupa juga terjadi di SMA Negeri 40 Pademangan Jakarta Utara. Di sekolah plat merah ini, bantuan kuota internet juga belum disalurkan kepada para siswa.
Kepala Sekolah SMA Negeri 40, B Mas Ayu yang dihubungi mengatakan, meski sudah ada kebijakkan dari kementrian, pihaknya masih menunggu petunjuk teknisnya seperti apa dari Dinas Pendidikan.
“Seiring dengan kebijakkan berarti sistem RKAS (rencana kerja Anggaran Sekolah) harus dibuka oleh dinas, sehingga bisa direvisi untuk pembelian kuota siswa,” ujar Ayu.
Menanggapi kondisi tersebut, Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Iman Satria mengaku terkejut, karena penyaluran bantuan kuota jelas sudah aturannya.
Karenanya ia berjanji akan menegur Kepala Dinas Pendidikan dan para Kepala Sekolah yang belum menyalurkan kuota internet kepada para siswa, sekaligus akan melakukan pengecekan langsung ke sekolah-sekolah yang belum menyalurkan bantuan, seperti apa kendalanya.
Anggota dewan dari Partai Gerindra ini juga dengan tegas meminta kepada Kepala Dinas dan Kepala Sekolah untuk segera menyalurkan bantuan kuota internet kepada para siswa.
“Jangan ditunda-tunda lagi, salurkan segera. Orangtua siswa sudah berat menanggung kebutuhan ekonomi sehari-hari selama pandemi corona, jangan ditambah lagi dengan biaya paket kuota intenet,” tegasnya.
Penulis : Deden Kurniawan
Editor : Pang