Jakarta, jurnalkota.id
Meskipun di tengah pandemi corona yang semakin meningkat jumlah kasus positif, Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) dan manajemen PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk terus menjaga pasokan energi baik berupa gas atau BBM.
Menurut Presiden FSPPB, Arie Gumilar, hal itu penting demi tetap berjalannya aktifitas ekonomi sehingga dampak Covid-19 tidak semakin memperburuk keadaan. “Kita juga berkomitmen untuk terus membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar selama pandemi covid-19,” kata Arie dalam diskusi virtual bersama awak media, Sabtu (23/5).
Sebagai contoh, kata dia, FSPBB sudah menyalurkan donasi kepada beberapa rumah sakit berupa alat kesehatan (alkses) penunjang tenaga medis dalam menangani pasien wabah corona. “Selain itu juga telah menyalurkan paket sembako ke masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia termasuk kepada mitra kerja FSPBB seperti awak media,” ujarnya.
Lebih jauh Arie menjelaskan bahwa hingga saat ini pihaknya sudah berhasil mengumpulkan donasi hingga Rp 730 juta dan hampir seluruhnya sudah tersalurkan. Donasi tersebut berasal dari sumbangan para pekerja Pertamina grup di seluruh Indonesia yang dikoordinasi oleh serikat pekerja. Ditegaskannya aksi sosial seperti pemberian bantuan alkes, paket sembako dan lainnya tidak akan berhenti sampai di sini.
“Yang terkumpul lebih dari Rp730 juta, semua disalurkan tahap pertama dalam bentuk alkes seperti APD, masker, hand sanitizer, fasilitas cuci tangan portabel lebih dari 200 unit kita pasang. Bahkan beberapa SP (serikat pekerja) juga melakukan hal yang sama menggalang dana untuk disalurkan ke daerah setempat,” papar Arie.
Pihaknya, kata Arie akan terus menggalang donasi dalam rangka membantu masyarakat yang terdampak wabah. Bahkan apabila diperlukan bentuk bantuan nantinya tidak terfokus pada bentuk materi saja melainkan pelatihan keterampilan agar bisa menopang ekonomi masyarakat.
“Ke depan yang akan dipertimbangkan bantuan dalam paket sembako lagi karena kita pikir jangan sampai perut rakyat kosong, kalau rakyat lapar bisa picu kondisi yang instabil, bisa rusuh,” tukasnya.
“Tapi Kita akan analisa setiap saat supaya bantuan tepat sasaran dan bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dari Sabang sampai Merauke,” tambah Arie.
Masih menurut dia, pandemi corona yang saat ini masih mewabah telah mempengaruhi kinerja Pertamina. Setidaknya pendapatan Pertamina anjlok karena mayoritas masyarakat menjalankan aktifitas kerja dari rumah atau work from home (WFH). “Permintaan pasar atas produk Pertamina drop hingga 40 persen dan berdampak cukup serius bagi keuangan Pertamina ” kata Arie.
Ia mengungkapkan, bahwa kebutuhan pasar anjlok sehingga Pertamina harus banyak menanggung beban storage dan pendapatan menurun. Bahkan Pertamina tertekan triple shock yang pertama harga crude jatuh, nilai tukar rupiah melemah sebagai dampak dari tidak stabilnya ekonomi global dan juga penurunan pendapatan,” sambungnya.
Kendati demikian, lanjut Arie, FSPPB sebagai ujung tombak dari penyediaan energi nasional tetap akan terus bekerja sepenuhnya demi tetap terjaganya pasokan energi. “Kita berharap pandemi ini bisa segera berakhir sehingga kehidupan dan aktifitas ekonomi masyarakat bisa memasuki era baru (new normal),” ujarnya.
Pihaknya juga mengaku prihatin di tengah upaya memenuhi kebutuhan energi, terdapat sekitar 21 pekerja Pertamina group yang terpapar covid-19. Arie berharap para korban dapat segera diberikan kesembuhan sehingga bisa beraktifitas normal seperti semula
“Tapi pekerja tetap komit untuk menjalankan kebijakan dan tetap beroperasi di seluruh Indonesia untuk menyalurkan energi. Mudah – mudahan para ujung tombak penyedia energi ini tetap diberikan kesehatan dan terhindar dari covid penyakit mematikan,” tutup Arie.(Sya)
Penulis: M.Udin