Ini Kata LSM Terkait Isu Mark Up Pengadaan Lahan SMAN 14 Depok

Primaderma Skincare

Depok, Jurnalkotatoday.com

Bermula dari harapan masyarakat Kecamatan Beji yang begitu tinggi pasca dipindahkannya SMAN 11 Depok dari Kecamatan Beji ke Kecamatan Sukmajaya, pendirian SMAN 14 Depok disambut sukacita warga Kecamatan Beji.

Bacaan Lainnya

Dari awal berdiri tahun 2020 kegiatan belajar mengajar diselenggarakan menumpang di SMPN 5 Depok dengan keterbatasan rombongan belajar. Disebut-sebut inilah yang yang mendorong pihak Dinas Pendidikan Jawa Barat bergerak cepat mencari lahan untuk pembangunan gedung sekolah SMAN 14.

Informasi yang beredar, akhirnya dipilihlah lokasi di Kelurahan Beji sebagai lokasi yang dianggap cocok, karena secara geografis terjangkau dari semua kelurahan di Kecamatan Beji.

Lokasi Rawamaya

Sedangkan ikhwal pemilihan lokasi di kawasan Rawamaya Kelurahan Beji, belakangan dipertanyakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/ dan sejumlah kalangan. Hal ini dikarenakan, lokasinya diduga bekas empang, juga menyangkut akses jalan ke lokasi sekolah, dinilai bukan jalan besar, tapi tergolong jalan kampung yang susah diakses kendaraan roda empat. Bahkan belakangan muncul isu mark up harga lahan.

Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Abdul Fatah, mantan Plt. Kepala Sekolah SMAN 14, yang dihubungi via WA, Selasa (19/4/2022) belum menjawab. Abdul Fatah diduga mengetahui banyak terkait pengadaan lahan sekolah tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, Dedi Supandi, yang dihubungi jurnalkotatoday.com via WA, Selasa (14/4/2022), juga belum memberikan jawaban.

Menanggapi hal ini, Didit Wahyu dari Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman) Kota Depok, dirinya sudah mendengar isu tersebut. Didit berharap masalah tersebut segera terekspos, agar terang benderang atas isu mark up pengadaan lahan tersebut.

“Yang saya dengar dugaan jumlah mark up pengadaan lahan seluas 6.149 M2 tersebut, mencapai belasan milyar rupiah, ” ujar Didit

Senada dengan Didit, Benget Sihombing selaku Sekretaris LSM Penjara PN Kota Depok mengatakan, ia juga mencium aroma tak sedap, yakni isu mark up pengadaan lahan sekolah tersebut.

Benget menambahkan, Dinas Pendidikan Jawa Barat terkesan asal-asalan dalam pemilihan lokasi lahan sekolah SMAN 14 Depok. “Hal ini terutama terkait akses menuju lahan yang tidak memadai. Kita minta aparat penegak hukum untuk mengungkap isu mark up yang berkembang,” ujarnya.

Sampai dengan berita ini diturunkan, di lokasi lahan yang akan di peruntukan untuk pembangunan SMAN 14 Depok masih berlangsung aktifitas kegiatan pengurugan tanah. untuk informasi lebih lanjut, terus diupayakan konfirmasi ke pihak terkait.

Primaderma Skincare
Penulis: Diddy Kurniawan
Primaderma Skincare

Tinggalkan Balasan