Jalan Rusak Parah dan Listrik Sering Padam, “Kang Dedi Mulyadi” Diminta Datang ke Kawasan Wisata Pantai Sayang Helang Garut

Garut, jurnalkotatoday.com

 

Bacaan Lainnya

Kondisi jalan menuju kawasan Sayang Heulang Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut Provinsi Jawab Barat rusak parah, membuat pengunjung dan pengusaha di wilayah tersebut merasa tidak nyaman.

 

Menurut Om Di, pengunjung yang datang bersama rombongan sekitar 20 orang menyampaikan, seharusnya infrastruktur dan pendukung lainnya tempat wisata tersebut diperbaiki dan menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Garut dan Pemprov Jawa Barat.

 

“Kondisi jalan lokasi wisata ini masih memprihatinkan, mungkin ini kendala, mengapa pengunjung Pantai Sayang Heulang kurang antusias. Mungkin kalau pihak terkait bisa lebih memfasilitasi jalan lebih baik lagi, saya rasa lokasi pantai ini akan lebih menarik lagi, dan bisa menarik banyak pengunjung,” kata warga Jawa Barat ini di lokasi, Minggu (18/5/2025).

 

Pada kesempatan itu Om Di menyampaikan agar Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang dikenal dengan sebutan Kang Dedy Mulyadi (KDM) datang ke lokasi tersebut, dengan harapan jalan yang rusak dan fasilitas lainnya bisa segera diperbaiki.

 

“Jadi berharap bapak gubernur kiita, Pak Dedi Mulyadi berkenan datang ke sini, sehingga lokasi ini jauh lebih menarik lagi, menjadi potensi yang bisa menarik wisatawan lokal dan mancanegara, dan bisa ladang atau masukan daerah yang jauh lebih baik,” tuturnya.

Wartawan di lokasi wisata

Sementara, pemilik penginapan Karang Laut di kawasan wisata Pantai Sayang Heulang, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut Provinsi Jawab Barat, Erni menyampaikan tiga keluhan utama kepada pemerintah daerah Kabupaten Garut dan Provinsi Jawa Barat. Keluhan ini berdampak langsung terhadap kelangsungan usaha pariwisata di kawasan tersebut.

 

Keluhann pertama, adalah masalah listrik, yang sering padam di kawasan Sayang Heulang dan mengalami tegangan rendah (spaneng). Menurutnya, listrk padam tidak terjadi sesekali, melainkan cukup sering dan berlangsung lama.

 

Ia menambahkan, kondisi ini menimbulkan keluhan dari para tamu di penginapan. Banyak wisatawan merasa kecewa, bahkan ada yang marah karena ketidaknyamanan tersebut.

 

“Otomatis kan si tamu kapok, nah itu sering terjadi, bukan sekali dua kali. Tamu itu kan ada orangnya yang sabar, tapi ada yang ngotot marah-marah. Ini Tim aja, ini gimana,” katanya menirukan keluhan tahu penginapan, Sabtu 17 Mei 2025.

 

Erni mengaku, pihaknya bersama warga sudah berupaya menyampaikan keluhan tersebut ke PLN, bahkan telah mengumpulkan tanda tangan warga melalui Kepala Desa, sebagai bentuk dukungan untuk perbaikan layanan listrik.

 

Kerusakan Jalan Menuju Kawasan Wisata juga Di Keluhkan pengusaha tersebut, ini yang kedua, kondisi infrastruktur jalan menuju kawasan Sayang Heulang yang rusak parah. Menurutnya, jalan yang buruk membuat kenyamanan wisatawan terganggu dan menurunkan minat kunjungan.

 

“Jalan sekarang ini kondisinya sangat buruk. Banyak pengunjung yang mengeluh. Kalau jalannya rusak begini terus, bagaimana wisata di sini bisa berkembang,” ujar Erni.

 

Ia berharap pemerintah daerah segera melakukan perbaikan jalan demi mendukung pengembangan sektor pariwisata di kawasan pantai selatan Garut.

 

Selanjutnya, yang ketiga, tarif tiket masuk yang dinilai terlalu tinggi masuk ke kawasan wisata Pantai Sayang Heulang, terutama untuk kunjungan pada hari biasa. Erni mengungkapkan bahwa banyak wisatawan memilih tidak masuk karena harga tiket yang dinilai tidak sesuai.

 

Erni mengatakan, Kalau hari libur besar seperti Lebaran atau Tahun Baru, dia setuju tiket menyesuaikan dengan Perda. “Tapi untuk hari biasa, sebaiknya ada kebijakan agar tarifnya lebih terjangkau,” ungkapnya.

 

Ia menyadari bahwa tarif tiket sudah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda), namun berharap ada kebijakan khusus untuk menyesuaikan harga di hari-hari biasa demi menarik lebih banyak pengunjung.

 

Erni berharap pemerintah mendengar aspirasi para pelaku usaha di kawasan Sayang Heulang, karena jika ketiga persoalan tersebut dibiarkan, dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap citra dan kelangsungan sektor pariwisata lokal.

 

Oenulis: H.Ujang Slamet

Izin Edar Alat Kesehatan
Primaderma Skincare

Tinggalkan Balasan