Garut, jurnalkotatoday.com
Dalam menempati kantor baru PDAM Garut Kota mendapatkan angin segar dan kesejukan kantor PDAM Tirta Intan Cabang Garut Kota resmi menempati kantor barunya di Jl. Raya Bayongbong KM 2, Kelurahan Muara Sanding, Kecamatan Garut Kota, Garut, Jawa Barat.
Acara gunting pita penuh hidmah dilaksanakan secara langsung oleh Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Intan Garut, Dr. H. Aja Rowikarim, tepat pada Kamis (11/5/2023). Acara tersebut disaksikan dan dihadiri Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Tirta Intan Garut, Kepala Bagian Keuangan PDAM Tirta Intan Garut dan Kepala cabang PDAM Garut Kota juga jajaran karyawan-karyawati PDAM Garut Kota kompak serempak yang penuh keharmonisan.
Dirut PDAM Tirta Intan Garut, dalam sambutannya Dr.H.Aja Rowikarim menyebutkan, bahwa acara tesebut digelar dalam rangka Tasakur bini’mah atau bersyukur, berkaitan dengan momen yang begitu luar biasa yaitu syukuran tempat baru yang akan digunakan untuk Kantor PDAM Cabang Garut Kota.
“Dulunya mungkin tak pernah terpikir tempat ini akan dijadikan untuk kantor. Bahkan, saya hampir setiap hari lewat kesini dan baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini. Nah ternyata, tempatnya cukup luas dan sangat ideal bagi karyawan Garut Kota yang saat ini mengelola konsumen hampir 12 ribu pelanggan,” ujarnya.
Disampaikan Dirut, sesuai konfirmasi dari Kepala cabang Garut Kota, saat ini rasio pelayanan PDAM terhadap pelanggan berada diangka 3,5 : 1000 pelanggan. Untuk lebih idealnya, kita akan naikkan rasionya menjadi 5 : 1000 pelanggan.
“Kita akan tambah dua lagi menjadi lima orang, agar pelayanan ke pelanggan menjadi lebih maksimal,” jelasnya.
Juga dalam hal ini Dirut mengatakan, ada beberapa hal yang harus disampaikan berkenaan dengan tasyukur bini’mah kantor baru ini. Pertama harus bersyukur, manakala kantor cabang lain kondisi tempatnya saling berdempetan, disini (kantor cabang Garut Kota) lebih leluasa.
“Kita harus bersyukur dengan lisan kita yaitu dengan mengucap alhamdulillah. Lalu, kita nikmati tempat ini, dan kita gunakan tempat ini untuk kebajikan (untuk berbuat kebaikan). Tetaplah untuk mewujudkan pelayanan yang baik. Niat kita nya harus baik, sebab setiap niat yang baik yang dibarengi cara yang baik akan melahirkan kebajikan. Kebajikannya apa, ya dengan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan PDAM,” terangnya.
Kemudian yang kedua, lanjutnya, mari kita gunakan tempat ini untuk mewujudkan kebersamaan, mewujudkan jiwa korsa ke-PDAM-an. “Kita ini bergandengan tangan dengan siapa, kalau bukan dengan karyawan, kalau bukan dengan orang-orang PDAM, sebab orang lain itu kepada PDAM itu berharap, berharap untuk apa ?, berharap untuk pelayanan lebih maksimal,” ungkapnya.
Oleh karena itu, sebagai karyawan PDAM tentunya kebersamaan harus terus dijalin. “Sebab tempat ini nantinya akan menjadi rumah kedua bagi kita setelah rumah tempat tinggal kita. Mungkin setiap harinya, kita lebih dari 8 jam tinggal di kantor, yang mana sisanya di rumah atau di tempat lainnya. Dan aktifitas tersebut akan kita lalui, selama kita masih di PDAM,” katanya.
Dikatakan, kebersamaan ini sangat penting. “Sebab segala sesuatu akan kita gapai atau kita capai kalau ada kebersamaan. Kalau berjalannya simpang siur ada yang ke kiri, ada yang ke kanan bagaimana jadinya, Garut Kota tentu tidak akan lurus (ajeg),” jelasnya.
Dengan kebersamaan, kata dia, akan lebih kuat dalam memberikan pelayanan yang terbaik yang selama ini dituntut masyarakat kepada PDAM. “Dilain pihak, kita punya target dalam hal peningkatan DRD yang baik dan efesiensi/ laba sesuai visi PDAM yaitu Sehat, Puas dan Sejahtera,” ungkapnya.
Selanjutnya yang ketiga, harus hiasi tempat ini dengan adab dan akhlak. Jadi bukan hanya otak saja yang digunakan, kalau adab itu berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Jadi orang berilmu itu relatif beradab. Beradab itu contohnya; tempatnya bersih, ucapannya sopan, kalimatnya santun, selalu disiplin dan selalu bertanggung jawab.
“Bagaimana adab kita kepada pimpinan, adab kepada sesama karyawan, adab kepada orang lain atau pelanggan. Jadi kalau kita punya adab, menghadapi orang-orang yang mencaci maki atau marah-marah kepada kita, ya jangan diikuti karena itu kan adab yang jelek, dan jangan pula kita membalas dengan kemarahan lagi, tapi kita harus tunjukkan adab kita dengan ilmu dan pengetahuan yang kita miliki,” jelasnya.
Lebih lanjut Dirut menegaskan, kita harus sehat dulu karena kalau sudah sehat, baru kita akan bisa bergerak untuk memberikan kepuasan pada pelanggan.
“Setelah pelanggan puas, itu mah otomatis sudah ‘hukum alam’, seperti ‘benda jatuh kebawah’, kita pasti akan mendapat feedback berupa kesejahteraan dari pelayanan yang kita berikan. Jadi, kita berjuang fokus kesitu saja, makanya visi itu harus terus kita yakini sebagai doa kita. Sederhananya, kalau pelanggan puas, kita akan mendapatkan laba lebih, dan dari laba yang kita dapat, maka kita pun akan pikirkan kesejahteraan,” pungkasnya.
Penulis: Saepul Zihad