Garut, jurnalkotatoday.com
Yogi remaja 23 tahun asal Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut pada Jumat lalu ditemukan meninggal dunia mengambang di sungai Cikamiri.
Rupanya, ada yang tidak wajar dari kematian Yogi tersebut. Diduga ada tanda-tanda kekerasan di tubuh Yogi dan memang beredar kabar bahwa Yogi telah dianiaya oleh sejumlah orang.
Oleh karena itulah, pada gSelasa 23 Mei 2023, Polres Garut melakukan pembongkaran makam Yogi untuk dialkukan otopsi terhadap jenazahnya.
Hal itu berdasarkan permintaan dari pihak keluarga, yang belakangan menaruh curiga atas kematian Yogi yang tiba-tiba dan janggal itu.
Dari kabar yang beredar sendiri, selama ini memang santer didengar bahwa Yogi dianiaya oleh sejumlah orang. Bahkan banyak warga yang geram dan berusaha agar kasus tersebut dilaporkan ke Kepolisian.
Namun di awal, pihak keluarga sempat pasrah dan menerima atas kematian Yogi. Tapi setelah banyak yang meyakinkan bahwa kematian Yogi mencurigakan, akhirnya pihak keluarga bersedia melaporkan dan meminta agar jenazah Yogi diotopsi.
Kasi Humas Polres Garut, Ipda Adi Susilo mengatakan, bahwa pihak kepolisian sempat menawarkan otopsi ketika jenazah Yogi ditemukan mengambang. Namun di awal itu pihak keluarga sempat menolak.
“Namun pada hari Senin 22 Mei, pihak keluarga akhirnya bersedia melapor dan meminta agar jenazah Yogi diotopsi,” kata Ipda Adi Susilo.
Dikatakan, mayat tersebut ditemukan warga setempat kemudian dilakukan evakuasi dan dilaporkan ke Polsek Samarang. “Dari Polsek Samarang kita sarankan otopsi, akan tetapi pihak keluarga menolak. Akan tetapi ketika pada hari senin 22 Mei 2023 kemarin, pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut kepada Polres Garut karena curiga akan kondisi jenazah tersebut,” ujar Ipda Adi Susilo.
Lebih lanjut dikatakan, hari ini, pukul 10.00 WIB di pemakaman Kampung Sirnasari, Desa Sirnasari, Kecamatan Samarang dilakukan penggalian kubur untuk otopsi oleh dokter Forensik dari RSUD dr. Slamet Garut.
Pihak Kepolisian pun masih menunggu hasil otopsi dari dokter Forensik tersebut, untuk mengetahui adanya tanda-tanda kekerasan atau tidak.
Penulis: H.Ujang Slamet