Jakarta, Jurnalkotatoday.com
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Rapat Kerja Nasional Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia (Forsesdasi) dengan menggandeng ESQ Leadership Centre atau ACT Consulting, untuk memperkuat implementasi core values ASN BerAKHLAK yang dilaksanakan secara Hybrid, Senin (23/5/2022).
Kegiatan tersebut dihadiri Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro yang didampingi oleh Deputi SDM Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Alex Denni, lalu Ketua Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia Gita Ariadi, Founder ESQ Leadership Centre /ACT Consulting Ary Ginanjar Agustian, Karo Ortala, Para Sekretaris Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Suhajar yang membuka acara di awal sesi dalam sambutannya mengatakan bahwa digelarnya kegiatan ini yaitu sebagai wadah berhimpun para Sekda Provinsi dan Kabupaten/Kota agar saling membantu serta dapat berpartisipasi menyelenggarakan pemerintahan nasional dan daerah. Sehingga Forsesdasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam dinamika pemerintahan.
“Dalam kesempatan ini juga, kita berkumpul untuk membahas Core Values ASN yang baru yaitu BerAKHLAK, yang telah diluncurkan oleh Pak Presiden kita bulan Juli tahun lalu. Sebelum menjadi Core Values ASN BerAKHLAK, KemenPANRB dan jajarannya adakan survei nasional budaya kerja di berbagai wilayah. Lalu, semua itu diambil kesimpulan atau saripatinya menjadi BerAKHLAK. Itulah cuplikan sejarahnya” ujar Suhajar.
Dengan begitu, nilai nilai dasar ASN kita di Sekda seluruh Indonesia menjadi seragam. “Tentang BerAKHLAK ini nanti akan ada paparan materi yang lebih lengkap oleh Pak Ary Ginanjar, dan bagaimana cara mengimplementasikannya,” lanjutnya.
Pria asal Karimun itu selalu mengatakan bahwasannya aparatur sipil negara maupun pejabat pejabat yang dipilih oleh rakyat beserta seluruh perangkatnya adalah pelayan masyarakat sesuai isi dari Pembukaan UUD 1945 alinea empat.
“Tugas kita adalah untuk mewujudkan tujuan tersebut. Saling bahu membahu. Kita hormati generasi yang di atas kita serta bertanggungjawab atas tiga hal tadi. Karena rakyat pihak yang berdaulat,” tutur Suhajar.
Menurutnya, fungsi pemerintahan ada 4 yaitu pelayanan untuk melahirkan keadilan, fungsi pembangunan untuk melahirkan kesejahteraan, pemberdayaan untuk melahirkan kemandirian, serta pengaturan melahirkan ketertiban.
“Untuk mengurusi kurang lebih 32 pemerintah tadi yaitu dengan ke 4 fungsi tersebut. Yang intinya adalah pelayanan. Semua untuk melayani rakyat. Apapun yang bersandar di pundak Anda entah Sekjen, Sekda, Pejabat dan lainnya tetap harus melayani rakyat. Bagaimana cara mengelola NKRI yang besar ini? Dengan adanya bagan politik desentralisasi dan otonomi daerah tersebut,” tutupnya.
Selanjutnya, dalam kegiatan yang mengusung tema “Penguatan Impelementasi Reformasi Birokrasi Melalui Transformasi Core Values ASN BerAKHLAK” tersebut, Founder ESQ Ary Ginanjar Agustian menjelaskan tentang empat definisi dari budaya kerja.
“Budaya kerja adalah terkait dengan apa yang kita lakukan di sekitar kita, ‘sesuatu’ yang akan kita tinggalkan kepada generasi berikutnya, apa yang kita lakukan ketika tidak ada yang melihat, serta mindset yang mengatur perilaku pegawai. Inilah yang disebut dengan Core Values BerAKHLAK,” tuturnya.
Sang Motivator Indonesia memberikan dua cara untuk mengimplementasikan budaya kerja ASN BerAKHLAK, yaitu dengan cara timur dan cara barat. Cara timur adalah dengan menanamkan perilaku, values dan beliefs system. Sedangkan cara barat yaitu menggabungkan antara Values, System serta Leadership.
“Tanamkan nilai-nilai tersebut dalam keseharian bapak dan ibu. Anda adalah Sekda yang menjadi role model bagi ASN lainnya. Anda juga harus temukan makna dalam bekerja, agar mudah dalam mengimplementasikan nilai nilai BerAKHLAK di kehidupan sehari-hari,” lanjutnya.
Penulis buku ESQ itu menambahkan bahwa pegawai yang menemukan makna bekerja cenderung bekerja lebih keras, lebih kreatif dan lebih tahan banting sehingga tiga kali lebih tinggi kemungkinannya untuk bertahan di organisasinya, empat kali lebih terikat dengan pekerjaannya, tujuh kali lebih baik dalam hal kepuasan bekerja.
“Hal itu semua memberikan dampak positif terhadap kinerja organisasi. Saat pegawai menemukan makna bekerja, maka organisasi tersebut mendapatkan kepuasan pelanggan yang lebih baik,” ucapnya.
Ia juga menuturkan, benteng yang sedang dihadapi dalam membangun ASN BerAKHLAK untuk memajukan bangsa mungkin nampak mustahil. Namun ada satu hal yang harus dilakukan yaitu keputusan dari diri sendiri untuk menolong bangsa ini.
“Seandainya pun kita gagal tidak apa-apa, tapi mungkin anak kita, ASN baru yang kita didik dan kita latih, mungkin dia yang akan merubah Indonesia. Paling tidak kita pernah melakukan sesuatu dan bertindak sesuatu demi untuk menolong Negara Kesatuan Republik Indonesia ini,” tegas Ary.
Namun ia meyakini bahwa tidak ada satu daun yang jatuh kebetulan dan debu terbang kecuali atas izin Tuhan. Untuk itu ia mengajak untuk menentukan keputusan karena dengan keputusan tersebut akan mempengaruhi banyak orang untuk menentukan keputusan juga.
Menurutnya, sepanjang yakin dan percaya bahwa kita tidak sendiri tapi bersama orang tua, arwah para pahlawan, arwah guru-guru, arwah pemimpin-pemimpin bangsa dan mungkin para malaikat pun turun, atau mungkin para nabi dan rasul meneteskan air mata menyaksikan apa yang sedang dilakukan dan berdoa kepada-Nya.
“Satu hal yang harus kita miliki yaitu jangan pernah kita menyerah, jangan pernah mengatakan tidak mungkin karena kita tidak sendiri. Kita bersama doa para guru-guru yang menadahkan tangannya setiap malam, kita bersama para orang tua yang bangun tengah malam mengangkat kedua belah tangannya berdoa untuk kemakmuran dan kejayaan negeri,” pungkasnya.
Diketahui, dalam kegiatan tersebut ada sekitar 102 orang yang hadir secara offline di Hotel Grand Sahid Jaya Hotel. Sedangkan kurang lebih ada 48 orang melalui Zoom Meeting. Mereka berasal dari berbagai provinsi dari Sabang hingga Merauke serta mulai dari tingkat Eselon I, Eselon II dan pelaksana.