Jakarta, jurnalkotatoday.com
Perayaan ulang tahun ke 96 Perguruan Rakyat Jakarta digelar di halaman komplek perguruan rakyat Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada hari Rabu (11/12/2024).
HUT ke-96 Perguruan Rakyat dilaksanakan secara sederhana, dan diisi berbagai rangkaian kegiatan, yakni upacara, pembacaan naskah Pancasila oleh Ketua Umum Yayasan Perguruan Rakyat, Nuniek Siti Rochmani, S.Pd, Pembacaan sandi-sandi Perguruan Rakyat oleh siswa, Sambutan Ketua Umum Perguruan Rakyat Nuniek Siti Rochmani, S.Pd, menyanyikan Mars Perguruan Rakyat, Pembacaan Do’a oleh Ishak, S.Pdi.Usai upacara dilanjuti sesi poto bersama, Pemotongan Tumpeng dan Doorprize.
Aacara yang berjalan lancar dan tertib ini dihadiri oleh Ketua Umum Yayasan Perguruan Rakyat Nuniek Siti Rochmani, S.Pd, para pembina, pengurus, pengawas, dan begitu juga para kepala sekolah, para guru, karyawan, alumni dari berbagai komplek Perguruan Rakyat dan termasuk sebagian peserta didik juga turut menghadiri perayaan ulang tahun ke-96 Perguruan Rakyat, sehingga suasana di Perguruan Rakyat di komplek Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan suasana menjadi semarak, penuh keakraban dan kegembiraan.
Dalam kata sambutannya, Ketua Umum Yayasan Perguruan Rakyat Nuniek Siti Rochmani, S.Pd menyampaikan, sejarah singkat berdirinya Perguruan Rakyat, perlu diingatkan kembali kepada seluruh warga Perguruan Rakyat, terutama bagi bapak /ibu yang belum lama bergabung di Perguruan Rakyat, agar tidak melupakan sejarah Perguruan Rakyat.
“Perguruan Rakayat lahir 44 hari sesudah sumpah pemuda, tepatnya pada 11 Desember 1928 dengan nama Volks Universiteit yang hari ini kita peringati hari jadinya ke-96 Perguruan Rakyat. Perguruan Rakyat ini didirikan sebagai reaksi langsung atas dicanangkannya Sumpah Pemuda.
Nama Perguruan Rakyat diberikan oleh Mr. Muh Yamin, seorang tokoh yang peranannya dalam kongres pemuda Indonesia serta sumpah pemuda sangat dominan.
Pendiri Perguruan Rakyat adalah trio nasionalis, yaitu Arnold Mononutu, Mr. Dr. Moh. Nazief dan Mr. Sunario. Sedangkan nama para guru yang mengajar di Perguruan Rakyat merupakan pejuang kemerdekaan yang kemudian hari terkenal namanya diberbagai bidang politik, budaya, Sastra, Hukum dan lainnya. Salah satu nama pejuang kemerdekaan tersebut adalah Mr. Muh Yamin, Mr Sutan Takdir Ali Syahbana.
Sejak didirikan Perguruan Rakyat pada tanggal 11 Desember 1928 sampai saat ini, pada usianya yang ke-96 tahun belum pernah Perguruan Rakyat absen dalam melakukan kegiatannya membina pemuda-pemudi masa depan bangsa Indonesia.
Bagi Perguruan Rakyat, membina sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting, dan itu harus dilakukan tanpa kenal henti, karena masyarakat pun, khususnya masyarakat Indonesia tidak pernah berhenti berkembang.
“Di HUT ke96 Perguruan Rakyat ini, kedepannya tentunya diharapkan Perguruan Rakyat tetap eksis dalam dunia pendidikan, khususnya mencerdaskan anak bangsa,’’ kata Nuniek Siti Rochmani.
Menurut Nuniek Siti Rochmani, sejauh ini alumni-alumni Perguruan Rakyat sudah banyak yang menjadi pejabat. “Kami mengharapkan juga peserta didik di Perguruan Rakyat ini ke depanya juga menjadi pegawai negeri sipil (PNS), dan menjadi pejabat dilingkungan pemerintah, baik di pemerintah daerah maupun pemerintah pusat atau berhasil di dalam dunianya masing-masing,” tuturnya.
Lebih lanjut Nuniek Siti Rochmani memaparkan, bahwa saat ini Perguruan Rakyat Jakarta mempunyai sekolah SD, SMP, SMA dan SMK. Sekolahan tersebut berada di 5 lokasi, yaitu di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan, Pondok Bambu, Pondok Kelapa, Hutan Kayu, dan Kampung Melayu.
Total jumlah sekolah di 5 komplek ada 10 sekolah, dengan rincian sekolah SD berjumlah 2 sekolah, SMP 3 sekolah, SMA 3 sekolah, dan SMK ada 3 sekolah.
Dengan adanya sekolah di Perguruan Rakyat ini, tentu banyak sekali kedepannya harapan-harapan yang hendak dicapai, dan mungkin pengurus sekarang ini sudah banyak sesepu. “Dan ke depannya diharapkan banyak yang bisa menjadikan pengganti-penggantinya sesepuh tersebut,’’ ungkapnya.
Nuniek Siti Rochmani mengingatkan, agar bapak/ibu diangkat untuk mengembangkan Perguruan Rakyat, memjaga kekompakan di dalam sekolah. “Hindarilah adanya kelompok-kelompok di lingkungan bapak /ibu, dan jangan mementingkan kepentingan pribadi, kepentingan suku, kepentingan golongan. Karena Perguruan Rakyat ini didirikan dan dikembangkan berdasarkan ke-Bhineka Tunggal Ika-an.
Maka diharapkan bapak/ibu berpikir untuk kelangsungan hidup dan eksistensi perguruan rakyat kedepan,” katanya.
Ditegaskan, karena masa depan Perguruan Rakyat ini tumbuh dan berkembang di tangan mereka, dan suri tauladan ada pada bapak/ibu. “Kita harus ingat sejarah Perguruan Rakyat dan jangan dilupakan, karena Perguruan Rakyat adalah peninggalan para pejuang yang harus kita lestarikan. Perguruan Rakyat bukan milik seseorang, maupun suku, bapak/ibu merupakan generasi penerus bagi eksistensi perguruan rakyat,” ujarnya.
Sebagai generasi penerus yang mengelola perguruan rakyat harus sanggup meninggalkan kepentingan pribadi dengan mendahulukan kepentingan eksistensi lembaga. “Kita harus peka terhadap kebutuhan, maupun menghadapi panggilan serta tantangan zaman,” tegasnya.
Oleh sebab itu, guru sebagai tenaga pendidik di harapkan mampu meningkatkan profesionalnya, sehingga dapat mengikuti perkembangan IPTEK, agar Perguruan Rakyat tetap memperoleh kepercayaan, baik di masyarakat, orang tua peserta didik serta instansi-instansi terkait yang akan membawa dampak positif pada urusan peserta didik baru setiap tahunnya.
Hal yang sama juga diharapkan kepada pegawai, agar dapat meningkatkan ketrampilan serta tanggung jawab yang besar atas tugasnya, sehingga dapat ikut terbawa pada program peningkatan mutu pendayagunaan sumber daya manusia.
“Begitu juga dengan peserta didik, dalam rangka meningkatkan prestasinya yang terbaik, peserta didik diharapkan lebih giat belajar dan hindarkan hal-hal yang negatif, yang tidak berguna dan merugikan diri sendiri, seperti tawuran dan lain sebagainya,’’ kata Nuniek Siti Rochmani.
Ketika jurnalkotatoday.com singgung tentang kepedulian pemerintah sejauh ini terhadap Perguruan Rakyat, Nuniek mengatakan, sejauh ini perhatian pemerintah terhadap Perguruan Rakyat memang kurang.
Ia sangat sedih, karena pada tahun 2017 ada guru di Perguruan Rakyat yang merupakan guru bantu hampir 75 persen diambil oleh pemerintah.
“Belum selesai sampai disitu, guru kami juga ada yang diambil lewat jalur PPPK, akhirnya terpaksa kita mencari guru baru lagi, dan harus mendidiknya lagi dan mengajarkan lagi. Itu kami sangat sedih sekali. Karena mencari guru yang mempunyai kemampuan untuk mengajar sangat suli sekali,” keluhnya.
Bagaimana pendidikan Perguruan Pakyat bisa berkembang dengan baik, sedangkan guru-guru terbaiknya diambil oleh pemerintah. Nuniek sangat heran, dan bertanya, kenapa pemerintah kalau ada penerimaan guru CPNS tidak melakukan tes secara umum saja. “Seharusnya jangan mengambil guru yang datanya sudah ada di Dapodik,” ujar dia.
Dikatakan, karena guru- guru yang diambil itu kebanyakan yang datanya sudah ada di Dapodik. Kalau tidak ada di Dapodik memang belum bisa mengikuti tes CPNS.
“Sejauh ini pihak sekolah sudah bersusah paya mendidik, dan mengajar guru yang ada di Perguruan Rakyat dan akhirnya keluar juga dari Perguruan Rakyat,” ujarnya kepada Jurnalkotatoday.com.
Lrbih lanjut Nuniek Siti Rochmani menjelaskan, saat ini di sekolah Perguruan Rakyat ada sekitar 500 guru dan karyawan dengan 3500 peserta didik. Dalam menjalankan dunia pendidikan di Perguruan Rakyat, pihaknya mandiri dan tidak ada bantuan dari yang lain, terkecuali dari bantuan oprasional yang tentunya bantuan itu untuk kebutuhan sekolah.
“Jadi untuk memajukan pendidikan di Perguruan Rakayat kami selalu memikirkan setiap detiknya, setiap waktunya bagaimana kelangsungan Perguruan Rakyat,” ungkapnya.
Lebih jauh Nuniek mengatakan, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Perguruan Rakyat ini tentunya lebih kepada Sumber Daya Manusia (SDM), salah satunya adalah pihak sekolah mengirimkan guru untuk mengikuti seminar, pelatihan-pelatihan yang memang diadakan kebanyakan di wilayah masing-masing.
Dalam kegiatan tersebut sudah ada koordinator-koordinatornya masing-masing, tapi lebih kepada di wilayah masing-masing. Untuk wilayah Jakarta Timur ada koordinatornya Jakarta Timur, dan untuk wilayah Jakarta Selatan koordinatornya Jakarta Selatan. “Kami selalu mendukung dan mensupot sumber daya manusia untuk lebih maju,” terangnya.
Menyangkut mengenai kendala dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarat di DKI Jakarta menurut Nuniek, hingga saat ini belum ada kendala yang berarti yang luar biasa. “Alhamdullilah sejauh ini Perguruan Rakyat namanya masih harum dan masih di percaya dimata masyarakat Jakarta,” ucapnya.
Karena peserta didik yang masuk di Perguruan Rakyat ini tidak ada kendala, animo masyarakat untuk menitipkan dan menyekolahkan putra-putrinya di Perguruan Rakyat luar biasa. “Karena Perguruan Rakyat selama ini berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sekolah,’’ tuturnya.
Pada kesempatan itu, Ketua panitia Achmad Dwi Nanto, S.Pd menyampaikan, untuk tahun ini Perguruan Rakyat merayakan ulang tahunnya yang ke-96. “Di ulang tahun perguruan rakyat yang ke-95 ini, tentu kita harapkan dari kegiatan yang selama ini, yang dilaksanakan di setiap komplek, yang mana Perguruan Rakyat saat ini mempunyai 5 komplek sekolah dari SD, SMP, SMA sampai dengan SMK mewujudkan kurikulum merdeka melalui P5.
“Terutama sekali menyangkut kesejahteraan guru yang kita sangat miris sekali, adanya berita dari pemerintah tentang mau kenaikan gaji guru, tapi apakah guru swasta itu diperhatikan dari pemerintah, dan kita mengharapkan dari pemerintah, agar guru swasta dapat porsinya. Namun kendati demikian kita tetap mendukung kepemerintahan, agar kegiatan biar berjalan,” katanya.
Menyangkut kesejahteraan guru di Perguruan Rakyat, sejauh ini kesejahteraan guru di perguruan rakyat, untuk guru masih level menengah. “Kita belum bisa membayar gaji sesuai yang diinginkan. Kita harapkan apabila Yayasan Perguruan Rakyat lebh maju, kemudian siswanya banyak pasti kesejahteraan guru dan karyawan akan meningkat. Kendati kesejahteraan guru masih tingkat menengah, namun semangat guru dalam menjalankan profesinya tidak kendor,” ujarnya.
Guru dalam menjalankan tugas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekoah tidak terpengaruh, dan tetap semangat. Karena mereka masuk ke dunia pendidikan, pasti ia sudah bersiap, bahwasanya kebaktian dirinya untuk mengabdi kepada bangsa dan negara demi kemajuan anak bangsa.
Harapan ke depan, dikatakan Dwi Nanto, agar pendidikan di Perguruan Rakyat ini lebih maju lagi. “Sesuai amanah ibu ketua umum Yayasan Perguruan Rakyat, yaitu kekompakan, sinergi, kolaborasi kemudian yang paling utama adalah kerjasama kita, membaur, kita bersaudara untuk mewujudkan Yayasan Perguruan Rakyat Jakarta ini makin ke depan makin maju. Kita berkomitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan di perguruan rakyat yang berkualita,’’ kata Kepala SMA Perguruan Rakyat 3 Jakarta Timur, Acmad Dwi Nanto.
Dwi Nanto menambahkan, perayaan HUT Ke-96 Perguruan Rakyat ini merupakan kegiatan yang sangat positif sekali, secar rutin digelar satu tahun sekali.
“Dengan adanya acara seperti ini, para guru , karyawan dan siswa yang hadir bisa bertemu dan berkumpul saling mengenal dan bersilaturahmi. Dari 5 komplek sekolah yang ada di DKI Jakarta, mereka bisa bersatu dalam kegiatan HUT Ke 96 Perguruan Rakyat Jakarta,’’ katanya.
Penulis: Gusman .