Banyuwangi, jurnalkotatoday.com
Diperlukan sinergitas berbagai pihak dan langkah yang cepat, taktis, serta tepat dalam penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sehingga tidak menyebar. Selain itu, sinergitas penting guna menjaga masyarakat supaya tidak panik dalam menghadapi terjadinya wabah PMK dengan memberi pemahaman kepada peternak.
Sapi Melalui Eco Enzyme
Sebagai salah satu wujud kepedulian terhadap masalah sosial dan kemanusiaan, Yayasan Eco Laku Lestari menyumbangkan Eco Enzyme sebagai upaya penanggulangan PMK kepada peternak sapi.
Bertempat di Masjid Nur Hasan Papring, Kalipuro, kegiatan juga diikuti pembagian vitamin hewan dan pembagian buku petunjuk pemakaian Eco Enzyme untuk diterapkan kepada sapi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku, dari Pertamina, Senin (15/8/22).
Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi, Yayasan Eco Laku Lestari, kelompok peternak Kelurahan Kalipuro dan Pertamina wilayah Banyuwangi.
Dalam sambutannya, drh. Yuli Darmawan selaku perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi menyampaikan, pentingnya pemerataan vaksin bagi hewan ternak sapi.
“Saat ini Banyuwangi telah menerima 15.800 dosis vaksin dari Pemprov Jatim dan sebanyak 5.800 dosis digunakan untuk pelaksanaan revaksinasi. Selebihnya digunakan untuk perluasan cakupan vaksin. Hingga saat ini, lebih dari 3.000 sapi telah mendapatkan vaksinasi tahap kedua,” ujar Yuli Darmawan.
Sementara, Ketua Yayasan Eco Laku Lestari, Irwan Kurniawan Soetijono yang didampingi Yasmin menyampaikan, pentingnya sinergitas oleh semua pihak dalam upaya penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Sapi.
Irwan Kurniawan, yang juga dosen Fakultas Hukum UNTAG Banyuwangi menyampaikan, bahwa Eco Enzyme banyak dipergunakan sebagai salah satu upaya menanggulangi PMK sapi di berbagai daerah.
“Bahannya mudah, yakni molase atau gula merah, ditambah bahan organik sisa buah atau sayuran yang dimasukkan ke dalam air. Selanjutnya disimpan dalam wadah rapat untuk proses fermentasi dan bisa dipanen tiga bulan kemudian,” ujar Irwan.
“Terdapat sekitar 2.500 botol Eco Enzyme yang dibagikan kepada peternak lingkungan Papring dan Wangkal, Kalipuro,” imbuh Irwan.
Menurut Yasmin, pemakaian Eco Enzyme ini sangat baik bagi prinsip kehidupan berkelanjutan. Karena mempergunakan limbah sisa sayur dan buah, yang berarti mengurangi sampah organik.
Selain itu Eco Enzyme dapat dipergunakan sebagai disinfektan dan pembersih untuk penggunaan sehari-hari sehingga juga mempunyai nilai ekonomis,” pungkasnya.
Penulis: Rino Arya