Jakarta, jurnalkota.id
Konsisten dengan prediksi semula, setelah Wakapolri mendapat promosi dan Kabreskrim ‘harus’ berganti dengan orang baru, boleh jadi satu pertanda segera akan terjadi pergeseran di jabatan ‘puncak-puncak’ Polri dan Kapolda.
Pengamat kepolisian, Suryadi, M.Si di Jakarta, Rabu (20/1/21) mengatakan, mutasi promosi tersebut mengandung aspek manajerial demi terciptanya iklim kerja yang kondusif.
Diharapkan, hal ini akan bermuara pada kinerja Polri yang kian bagus dalam Harkamtibmas dan pelayanan hukum.
Dengan demikian, lanjut penulis sejumlah buku Polri dan sosok Polri itu, kekhawatiran akan adanya kesenjangan karena Kapolri baru masih dipandang yunior, akan dapat ternetralisasi lewat akomodasi yang jitu.
Sebagaimana diketahui Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis akan mencapai usia pensiun 58 tahun pada 30 Januari 2021. Calon penggantinya, Kabareskrim Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo mulai Rabu, 20 Januari 2021, menjalani uji kelayakan dan kepatutan (UKK) di DPR RI.
Sementara Wakapolri Komjen Pol. Dr. Gatot Edy Pramono (GEP) dikabarkan akan segera menjadi Wakil Komisaris Utama BUMN, PT. Pindad. Penunjukan lulusan Akpol 1988A itu, tertuang dalam SK Menteri BUMN No. SK-17/MBU/01/202, tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pindad. Salinan surat itu diserahkan dalam RUPS yang digelar secara daring, Senin, (18/1/2021).
Selain pemuncak jabatan Kapolri, di Polri terdapat ‘puncak-puncak’ jabatan seperti Wakapolri, Irwasum, Kabareskrim, Kalemdiklat, Kabaintelkam, dan Kabaharkam. Setahun terakhir ada pula wacana di lingkungan Polri dan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), akan tambah satu lagi jabatan bintang tiga yaitu pimpinan Korp Brimob yang memiliki anggota sekitar 50.000 orang tersebar di seluruh Tanah Air. Bahkan, juga ada pembicaraan serupa untuk Humas Polri.
Hal tersebut, lanjutnya, akan sangat mungkin menyentuh puncak-puncak jabatan di Polri. Dampaknya, lanjut Ketua Dewan Pembina Pusat Studi Komunikasi Kepolisian (PUSKOMPOL) itu, sangat mungkin akan menyentuh pula ke beberapa Kapolda.
Pergeseran kapolda
Kemungkinan pergeseran itu akan berupa mutasi promosi. Bisa saja, lanjutnya, akan menyentuh beberapa kapolda seperti Lampung, Metro Jaya, Jabar, NAD, Jatim, dan Jateng.
Pergeseran itu, lanjutnya, mungkin saja akan terjadi di jelang Idham Azis pensiun yang tinggal dalam hitungan hari, atau setelah ada Kapolri baru penggantinya.
Langkah mutasi promosi tersebut akan diambil untuk menyediakan ruang akomodasi, dengan tetap memperhatikan soliditas internal, senioritas kepangkatan atau tahun kelulusan menjadi perwira Polri, dan kinerja kepemimpinan.
“Jadi, gap yang dikhawatirkan terjadi terkait senior-yunior terhindar. Apalagi, sudah ada iklim yang bagus dan secara proporsional patut diteruskan. Misalnya, secara tradisi seorang jenderal, tetap santun memperlakukan senior yang menjadi bawahannya. Mereka disapa ‘Bang’. Bagus kan itu,” urai pemerhati budaya tersebut.
Tentu saja, lanjut Suryadi, mutasi promosi yang dilakukan tidak menegasikan kapasitas, ‘track record’ dan masa pensiun yang masih panjang, baik pada Kapolri baru maupun mereka yang akan terkena mutasi promosi.
Suryadi memprediksi para Kapolda yang potensial terkena mutasi promosi itu, seperti Kapolda Lampung, Irjen Purwadi Ariyanto. Ia paling senior, namun baru akan pensiun pada 2024. Lulus dari Akpol 1988B, Purwadi adalah sosok reserse yang dua tahun lebih menjadi Kapolda Lampung. Sebelumnya, ia adalah Wakapolda Metro Jaya.
Polri juga membutuhkan sosok dengan kapasitas manajerial kepemimpinan yang bagus. Hal ini tercermin pada sosok Irjen Pol. Ahmad Dofiri, Kapolda Jabar. Lulusan terbaik peraih Adhimakayasa 1989 ini, sebelumnya adalah Aslog Kapolri. Begitupun, ia punya pengalaman dalam mengelola SDM Polri, selain tiga kali menjadi Kapolda yaitu Jabar, D.I. Yogyakarta, dan Banten.
Irjen Wahyu Widada adalah Ketua Tim Penyusun Makalah uji kepatutan dan kelayakan (UKK) calon Kapolri baru, Sigit di DPR saat ini. Peraih Adhimakayasa Akpol 1991 ini kini adalah Kapolda NAD setelah sebelumnya menjadi Kapolda Gorontalo. Ia termasuk inovator dalam bidang SDM di ketika bertugas di Keasistenan SDM Polri.
Sebagaimana Sigit dan Wahyu, Kapolda Metro Jaya Dr. M.Fadil Imran adalah juga lulusan Akpol 1991. Sebelumnya, ia Kapolda Jatim. Ketika mutasi promosi menjadi Kapolda Metro Jaya, ia langsung disambut oleh perkara Ketua FPI dan perkara yang mengikutinya seperti tertembaknya enam laskar pengawal pimpinan FPI.
Selain itu juga ada Irjen Pol. Dr. Nico Afinta, Kapolda Jatim. Lulusan Akpol 1992 yang cemerlang ini mencatat dua kali menjadi kapolda dalam setahun terakhir. Di Jatim doktor hukum ini menggantikan Fadil yang promosi menjadi Kapolda Metro Jaya. Sebelum ke Jatim, ia adalah Kapolda Kalsel yang dalam waktu singkat dinilai sukses memimpin anak buah mengungkap kasus besar narkoba
Tidak mustahil juga, lanjut Suryadi, mutasi promosi terjadi pada Kapolda Jateng, Irjen Pol. A Luthfi. Lulusan Sekolah Perwira Polri/ Militer Sukarela (Sepa Milsuk) 1989 ini, sebelumnya Wakapolda Jateng yang menggantikan peraih Adhimakayasa 1988B Komjen Dr. Rycko Amelza Dahniel, Kabaintelkam Polri saat ini.
Penulis : Agi/Red