Tanjungpinang, jurnalkota.online
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang, Elfiani Sandri menjelaskan, tingkat penularan virus Covid-19 varian Omicron lebih cepat daripada varian delta.
“Dalam technical brief WHO, omicron memang tingkat penularannya lebih cepat dibanding varian delta,” ucap Sandri, Senin (14/2/2022).
Meski penularannya lebih cepat. Namun, kegawatan kasusnya tidak lebih parah dari varian lainnya dan risiko perawatan pasien omicron di rumah sakit lebih rendah dibanding dengan varian delta.
Karena penularannya yang cepat, sehingga perlu kewaspadaan dan disiplin protokol kesehatan (prokes), terutama menggunakan masker. Selain itu, melakukan vaksinasi booster untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Namun, Sandri meminta masyarakat tidak panik terhadap penyebaran virus varian omicron ini.
“Intinya, peningkatan kasus ini harus disikapi dengan tetap disiplin prokes, utamanya masker. Vaksinasi booster juga mesti dilakukan agar daya tahan tubuh tetap terjaga,” tambahnya.
Peningkatan kasus di Tanjungpinang, lanjut Sandri, terjadi pada Januari dan Februari. Hingga Senin (14/2) kasus aktif tercatat 163 kasus dengan 33% diantaranya tidak bergejala, 95% penderita sudah divaksin baik dosis 2 maupun dosis 3.
“Dari hasil pemeriksaan tes PCR S-Gene Target Failure atau SGTF di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas I Batam ditemukan 13 probable omicron di Tanjungpinang,” pungkasnya.
Sedangkan, untuk kasus kematian tercatat 2 kasus. Kasus kematian pertama terjadi di tanggal 31 Januari dan kasus kedua pada 13 Februari kemarin.
“Kedua kasus kematian ini adalah lansia dan mempunyai riwayat komorbid yaitu penyakit jantung dan stroke,” ucapnya.
Editor: Antoni