Jakarta, jurnalkotatoday.com
Untuk menolong sesama, baik langsung maupun sebagai jembatan, dibutuhkan orang baik lebih banyak lagi. Ini mengingat masih banyak orang miskin yang membutuhkan bantuan, salah satunya di bidang kesehatan. Seperti yang dialami seorang ibu di Banten dalam memperjuangkan anaknya penderita leukimia mendapat bantuan dari sejumlah pihak dan tokoh.
Suryadi, M.Si dari “Kujembatani” Jakarta mengatakan hal itu, Jumat (13/10/23) sore seketika setelah menerima pesan Whatsapp (WA) dari tokoh Banten, Ki H. Embay Mulya Syarief terkait derita seorang Ibu yang kesulitan untuk membawa anaknya yang divonis cancer darah (leukimia) dari RSUD Banten ke RSCM Jakarta.
Ki Embay mendapat jawaban WA dari Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Banten, “Kami sdh survey dan kami akan memberikan bantuan angkutan ambulan ke RSCM.”
Sebelumnya Ki H Embay mendapati kiriman berita media dari “Kujembatani” yang menyebutkan, Siti Nurhasanah, warga Pangeongan, Desa Panyirapan, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang nekad mengadu ke anggota DPRD Banten atas penyakit yang diderita putranya Rival Maulana (18).
Kemudian, berita tersebut, ia forwardkan ke Dompet Duafa dan LKC Banten pimpinan Moklas Pindono, seraya memberi catatan agar dapat dibantu.
*BPJS PBI Tak Bisa Digunakan*
Dalam pemberitaan salah satu media, disebutkan, Rival Maulana divonis menderita penyakit leukimia atau cancer darah.
Kondisi Rival mengkhawatirkan dan harus segara mendapatkan penanganan serius di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Rival saat itu tengah dirawat di RSUD Banten menggunakan layanan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), lantaran kartu kepesertaan BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) tak bisa digunakan.
Akibat kondisinya cukup mengkhawatirkan, dokter RSUD Banten menyarankan putranya dirujukkan ke RSCM. Namun Siti tak bisa berbuat banyak, karena tak mampu membiayai putranya jika harus dirawat ke RSCM.
Penghasilan pas-pasan. Suaminya sopir di Jakarta. Siti sendiri hanya seorang ibu rumah tangga. Jadi, ia tak mampu membawa berobat anaknya dengan layak.
“Makanya saya bingung kalau harus di rawat di Cipto. Biaya yah gak ada,” kata Siti di gedung DPRD Banten, Rabu (12/10/2023).
Sambil mengendong putri bungsunya, Siti berinisiatif mendatangi gedung DPRD Banten untuk mengadukan nasibnya ke wakil rakyat. Siti berharap para wakil rakyat bisa membantu proses pengobatan anaknya ke RSCM.
Dari 85 anggota DPRD Banten hanya satu yang bertemu dan ia memberi bantuan sekadar ongkos saja.
“Dia membantu, katanya buat tambahan ongkos saja,” ungkapnya.
Siti menceritakan, sekitar bulan Juli 2023 Rival mengeluhkan sakit gigi lantaran berlubang. Tak lama kemudian, giginya itu terasa ngilu dan tak berfungsi.
“Setelah itu larinya ke perut. Pas di USG perutnya, hati dan limpahnya bengkak,” ujar Siti yang tak henti-hentinya mencucurkan air mata.
Siti sudah membawa anaknya ke beberapa klinik di Kecamatan Baros. Akhirnya, di rujuk ke RSUD Banten menggunakan layanan SKTM.
Siti mengaku sudah empat kali bolak-balik ke RSUD Banten, namun anaknya tak kunjung sembuh. Bahkan, makin parah ditandai tubuhnya makin kurus.
Siti mengaku mengadu ke Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Serang terkait kepesertaan BPJS milik putranya, namun tak bisa diaktifkan karena sudah tidak ditanggung oleh pemerintah.
Siti mengaku, jika ia punya ongkos cukup untuk ke Jakarta, ia berniat mengadu ke Presiden Jokowi. Ini dia dilakukan demi kesembuhan anaknya.
“Harus gimana lagi, saya orang bodoh, saya orang gak punya. Kalau saya punya ongkos, datang langsung ke pak Presiden. Cuma saya gak punya ongkos ke sananya. Masa ia saya harus ngemis di jalan raya,” ujarnya.
Belakangan diketahui ternyata alamat BPJS yang dimiliki Siti beralamat di Grogol Petamburan Jakarta Barat. BPJS itu didapat saat dia tinggal di Jakarta.
Setelah pulang kampung enam tahun silam, keluarganya belum memiliki kartu BPJS kembali yang sesuai alamat baru.
“Saya disini jalan enam tahun setelah orang tua saya meninggal semua. Alamat KK KTP udah alamat sini,” urainya memelas. Red