Garut, jurnalkota.online
Ayah dari anak SMPN 2 Garut yang diturunkan sembarangan oleh sopir angkot 09 Samarang-Garut, ‘tersinggung’ dan tidak terima atas pernyataan sopir di sebuah media online kompas86.com, Kamis (24/11/2021).
Sang ayah menilai, sopir tersebut seolah menganggap murah nilai kemanusiaan dan keselamatan penumpang.
“Hanya karena ingin menjemput langganan, dia menurunkan sembarangan anak SMP dan penumpang lain di jalur yang tak semestinya,” ungkapnya.
Sopir itu malah mengatakan, bahwa anak SMP dan penumpang yang diturunkan itu tak dipungut bayaran.
“Yang saya permasalahkan bukan tidak dipungut bayaran. Tapi nilai kemanusiaan dan keselamatan anak saya yang paling berharga. Bagaimana kalau terjadi hal buruk pada anak saya,” ujar H Ujang Selamet, ayah dari anak SMP tersebut.
Dutegaskan, jangankan bayar seribu dua ribu. “Saya bayar satu juta pun sanggup kalau untuk keselamatan anak saya. Kami tidak permasalahkan soal bayaran. Tapi keselamatan anak saya yang kami permasalahkan,” tandanya.
Pasalnya hingga kini anak dari H. Ujang Selamet itu mengalami trauma hebat. Anak SMP tersebut terus-terusan menangis karena baru kali ini hal buruk semacam itu terjadi menimpa dirinya.
Betapa tidak, anak SMP yang tak tahu apa-apa itu diturunkan sembarangan. Dia seolah berada di suatu tempat asing yang tak tahu arah. Beruntung ada tukang pot bunga yang baik hati mengantarkannya.
“Kami akan terus usut masalah ini dan menunggu sanksi tegas dari Dishub dan Organda Garut terhadap sopir sekaligus pemilik Angkot, sebelum kami membawa permasalan ini ke ranah hukum,” pungkasnya.
Penulis: Saepul Zihad