Tanah Datar, jurnalkotatoday.com
PT.Jaguar Nadin Tobacco (JNT) Batusangkar perusahaan yang bergerak di bidang Industri Rokok beralamat di Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat, targetkan 1000 tenaga kerja produktif dalam operasionalnya.
Hal ini di ungkapkan di saat presentasi pihak perusahaan dengan Kantor Pelayanan Pengawasan Bea dan Cukai(KPPBC) Tipe Madia Pabean (TMP) Wilayah 1 Sumbar, Lutfi Waindira bersama Petugas KP2 Sumbar, Lyben Rizal dan Lukman Jati kegiatan ini juga juga dihadiri Kepala Dinas Pertanian Tanah Datar, Sri Mulyani bersama jajaran dan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Tanah Datar, Syofa Nofa Budianto, bersama staf ,Senin 28/10/2024 bertempat di sungai tarab.
Pada kesempatan itu sebagai pemilik perusahaan dan Direktur Utama Ahmad Nafis Dt.Simarajo menjelaskan bahwa pendirian pabrik rokok ini guna membantu masyarakat petani tembakau dan pemerintah dalam menyerap tenaga kerja yang di targetkan awalnya menggunakan sekitar 1000 tenaga kerja baru. “Kita targetkan awal ini 1000 tenaga kerja baru”, ungkapnya.
Dikatakan, perusahaan rokok yang satu-satunya hadir di Sumatera Barat ini dan berorientasi kepada produksi rokok dengan pengerjaan manual,” lanjutnya.
Dedy Satria sebagai General Manager lebih lanjut menjelaskan, PT.JNT sebagai investor sekaligus memproduksi serta memasarkan tembakau dalam bentuk produk rokok kepada konsumen.
Disebutkan PT.JNT Batusangkar telah mempersiapkan mulai dari izin legalitas sampai infrastruktur produksi l, serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan nantinya.
Dedy Satria berharap dengan hadirnya perusahaan ini bisa menjawab permasalahan petani, khususnya petani tembakau dan nanti tentu akan membuka lapangan pekerjaan yang sangat besar pula nantinya.
“Disamping itu, tentu akan membantu pemerintah terkait peredaran rokok ilegal, sehingga pendapatan pemerintah dari cukai rokok bisa lebih maksimal dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan lebih meningkat pula,” ungkap Deddy Satria.
Pada kesempatan itu, Kadis Pertanian Tanah Datar, Sri Mulyani menyampaikan sejak tahun 2009 lahan pertanian tembakau menyusut tajam dari 400 hektare lahan menjadi 100 hektare.
Hal ini dikarenakan tidak adanya kepastian pasar terhadap produksi tembakau petani di pasaran, sehingga petani bulan bulanan sasaran empuk tengkulak tembakau.
Dengan adanya PT.JNT ini, Sri Mulyani berharap adanya angin segar bagi petani untuk kembali memproduksi tembakau.
Sri Mulyani juga berharap, ini menjadi kegiatan yang berkelanjutan sehingga kesejahteraan petani tembakau dapat meningkat.”harapnya.
Sementara itu Kadis PMPTSP, Syofa Nofa Budianto menyebutkan, untuk legalitas dan surat menyurat yang telah disampaikan telah disiapkan sebagaimana kinerja tugas mempercepat layanannya kepada masyarakat.
“Dengan adanya legalitas yang telah diberikan, perusahaan hendaknya juga segera melengkapi surat dan izin lainnya seperti cukai supaya bisa lebih mempercepat untuk berproduksi,” tuturnya.
Penulis: Debi Putra