Kab. Bekasi, jurnalkota.id
Para petani di Kabupaten Bekasi mengeluhkan langkanya pupuk bersubsidi di wilayahnya dua bulan terakhir. Ironisnya, justru pupuk non subsidi yang beredar luas di pasaran.
“Sudah 2 bulan ke belakang ini pupuk bersubsidi hilang di pasaran dan belum ada penjelasan dari pihak-pihak terkait kenapa hal ini bisa terjadi berlarut-larut,” kata petani asal Desa Karang Rahayu, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, Saepul Bahri, Sabtu (19/9/2020).
Menurut dia, yang saat banyak ditemukan di lapangan justru pupuk non subsidi yqng banyak beredar tapi dengan harga yang sangat mahal. “Kenapa justru pupuk non subsidi untuk industri yang beredar di kalangan petani,” tanya dia.
“Kami berharap pemerintah daerah dan pusat mau membantu mencarikan solusi untuk orang-orang bawah seperti kami yang menggantungkan hidupnya dari bertani,” tambah Saepul.
Menanggapi hal ini, fungsiaonaris Partai Nasdem Kabupaten Bekasi, Dede Iswandi meminta instansi terkait untuk segera mengatasi hal ini dan tidak membiarkan para petani berlarut-larut dalam kebingungan menghadapi persoalan ini.
“Pemerintah baik pusat maupun daerah jangan membiarkan para petani kebingungan menghadapi kpndisi ini. Karena menghilangnya pupuk subsidi ini semakin menjadi beban hidup para petani di tengah pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi,” kata Dede.
Mantan anggota DPRD Kabupaten Bekasi dari Fraksi Partai Nasdem ini mengaku paham dengan kondisi yang terjadi saat ini di mana pandemi Covid-19 telah menyebabkan ekonomi tergerus.
“Sayangnya ada yang tidak terpantau di pandemi ini, dimana hampir semua pihak fokus untuk pemulihan ekonomi pengusaha, namun melupakan aset ekonomi masyarakat bawah,” ketusnya.
Bagaimana tidak, pupuk urea subsidi untuk petani saat ini sudah tidak ada di lapangan, tetapi yang justru beredar malah pupuk urea non subsidi. “Yang saya dengar para petani jadi bingung untuk mensiasati membengkaknya biaya yang harus dikeluarkan untuk bertani, apalagi di saat peceklik karena Corona seperti sekarang ini,” pungkasnya.(Sya)