Jakarta, jurnalkota.id
Pemerintah via PT Hutama Karya (Pesero) telah merampungkan pembangunan ruas tol Pekanbaru-Dumai (Permai), sepanjang 131 km dan sudah dioperasikan tetapi masih secara gratis. Namun dalam waktu dekat akan segera diberlakukan secara formal dan berbayar.
Terkait bal ini, Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengusulkan agar tarif baru yang akan diterapkan di ruas tol Permai menggunakan tarif promo dulu. “Sebaiknya menggunakan tarif promo terlebih dahulu, minimal untuk satu bulan ke depan. Agar masyarakat sebagai pengguna jalan tol tidak terlalu shock,” kata Tulus kepada jurnalkota.id di Jakarta, Jumat (06/11/2020).
Setelah berbayar, lanjut dia, managemen HK juga harus konsisten dengan penerapan SPM jalan tol. salah satunya aspek infrastruktur/kualitas jalan. “Sebagai tol baru, sering terjadi kerusakan jalan, karena faktor kontur tanah, curah hujan dan lain-lain,” ucapnya.
Ia juga meminta managemen Hutama Karya (HK) untuk benar-benar memerhatikan aspek keamanan dan keselamatan bagi pengguna tol Permai.
Menurut Tulus, hal ini sangat mendesak karena sebagai infrakstruktur, tol Permai adalah akses baru bagi warga Riau, sehingga dikhawatirkan terjadi cultural shock bagi warga Riau, dan bisa berimplikasi buruk dari sisi keselamatan.
“Ini ditandai dengan euforia warga Riau dalam menyambut tol tersebut. Dan terbukti sejak September-Oktober 2020, sudah terjadi 9 kali kecelakaan fatal, dan menewaskan 4 orang pengguna tol,” ujarnya.
Namun menurut dia, hal ini bisa diantisipasi dengan memberikan penandaan yang kuat di ruas tol, khususnya di titik titik rawan. “Kita juga minta Managemen HK melakukan sosialisasi secara masif sebelum tol tersebut diberlakukan; terkait misalnya cara aman berkendara di dalam jalan tol,” tukasnya.
“Managemen HK juga harus mewujudkan jalan tol yang berkelanjutan; dari sisi lungkungan misalnya banyak penghijauan sepanjang jalan tol dan di rest area, dan mewujudkan efisiensi energi. Misalnya menggunakan solar sel untuk penerangan jalan tol,” tambahnya.
Lebih jauh ia juga meminta HK untuk mengutamakan sektor UKM dan UMKM untuk berdagang di rest area, sehingga kebederadaan jalan tol bisa dirasakan masyarakat lokal dan untuk menggerakkan ekonomi lokal.
Khususnya bagi masyarakat yang terdampak atas pembangunan jalan tol tersebut. “Harga makanan dan minuman yang dijual di rest area seharusnya dicantumkan, sehingga konsumen terinformasi berapa alokasi biaya yang akan dikeluarkan saat makan/minum di rest area,” tukasnya.
Tidak hanya itu, lanjut dia, selama masa pandemi ini aspek pengendalian Covid-19 juga harus menjadi perhatian serius, khususnya di area rest area. “Jangan sampai rest area jalan tol Permai menjadi area transmisi Covid-19,” ucapnya.
“Yang terakhir, tarif baru yang diterapkan di ruas tol Permai, sebaiknya menggunakan tarif promo terlebih dahulu, minimal untuk satu bulan ke depan. Agar masyarakat sebagai pengguna jalan tol tidak terlalu shock,” pungkasnya.(Sya)