Jakarta, jurnalkota.id
Untuk menyikapi berita yang simpang siur dan sudah beredar dalam masyarakat dan media, juru bicara gugus Covid-19, Indra Simaremare memberikan penjelasan melalui seluler, Sabtu (18/04/2020)
Pasien TS, Perempuan umur 60 Tahun, warga Kecamatan Sipoholon, pada Hari Rabu Tanggal 8 April 2020 berobat ke Puskesmas Situmeang Habinsaran, kemudian pada Hari Jumat Tanggal 10 April 2020, Pukul 20.00 WIB datang berobat ke RSUD Tarutung melalui IGD dengan keluhan utama nyeri perut kanan atas.
Pada Hari Senin, Tanggal 13 April 2020 menjalani foto thorax dengan hasil bronchitis dd pneumonia, sesuai dengan hasil foto tersebut, maka petugas melakukan rapid test sampai dengan 3 kali, dengan hasil 2 kali reaktif (+) dan 1 kali non reaktif.
Kemudian pada hari Rabu Tanggal 15 April 2020 Pukul 01.00 WIB dini hari dirujuk ke RS Pringadi Medan dan sampai sekarang masih dalam perawatan.
“Mengingat TS pada Hari Rabu Tanggal 8 April 2020 berobat ke Puskesmas Situmeang Habinsaran, maka kita melakukan tracing di Puskesmas dan orang-orang yang pernah berinteraksi dengan yang bersangkutan, dan ditemukan 1 orang petugas Puskesmas Situmeang Habinsaran dengan hasil rapid test reaktif (+). Dan untuk warga yang berinteraksi erat dengan yang bersangkutan sebanyak 20 orang, dilakukan juga rapid test dan hasilnya non reaktif,” katanya.
Jumlah orang yang ditracing dengan rapid test di Puskesmas Situmeang sebanyak 15 orang, warga 20 orang, petugas RSU sebanyak 70 orang. Jumlah yang diisolasi di RSUD sebanyak 2 orang, sedangkan petugas Puskesmas Situmeang Habinsaran yang diisolasi mandiri sebanyak 34 orang, masyarakat/warga sebanyak 20 orang dan petugas RSUD sebanyak 70 orang.
Juru bicara gugus Covid 19 Kabupaten Tapanuli Utara, Indra Semaremare menegaskan, perlu diketahui bersama bahwa, hasil reaktif dengan rapid test belum tentu disebabkan oleh covid-19, ada kemungkinan dia terpapar penyakit akibat virus lain yang menaikkan antibody IgG dan IgM, seperti HIV/Aids, Demam Berdarah ataupun SARS (flu burung) dan lainnya.
“Makanya sample dan pasien kita kirim ke Medan untuk dilakukan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction), untuk memastikan apakah virus itu covid-19.
Kita berharap sample yang kita kirim ke Medan itu, semoga hasilnya negatif dan kita doakan agar pasien dapat sehat kembali,” jelasnya.
Juru bicara tugas gugus Covid-19, mengimbau kepada masyarakat, agar tidak perlu panik dan resah, namun tetap waspada. Jangan menghakimi dan mengucilkan orang yang terpapar virus, karena yang perlu kita jauhi adalah virusnya dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Menjaga jarak, jangan berkerumun, dan gunakan masker, sesuai arahan dari Pemerintah, Secara khusus kepada keluarga, kami minta agar tetap tenang menyikapinya,” pungkasnya.
Penulis: Haris