Denpasar, jurnalkota.online
Rakernas Pewarna 25-27 November 2021 berlangsung di Aula PADMA BPSDM Provinsi Bali, jalan Hayam Wuruk No. 152, Kota Denpasar, Bali. Acara diadakan pada pukul 08.30 WITA. Acara dibuka dengan ibadah pembuka. Pujian Penyembahan, dipimpin Milka Kutana dan Doa pembuka oleh Pdt. Jason Balompapueng (Ketua PGPI).
Para jurnalis Nasrani yang mengikuti ibadah pujian penyembahan dengan penuh hikmat.
Dalam penyampaian Firman Tuhan oleh Pdt. Jason Balompapueng (Ketua PGPI) mengatakan, ia sangat bangga bersama para jurnalis Nasrani saat ini.
“Rakernas adalah sebuah area dan momen untuk membahas serta mengevaluasi kegiatan Pewarna. Kita dalam memberitakan berita, harus berdasarkan oleh Firman Tuhan,” ujarnya.
Pdt. Jason Baloempapueng mengatakan, ada beberapa hal, pertama, Rapat kerja nasionla harus memliki visi yang jelas. Amsal 9:18 mengatakan, perlu ada wahyu atau visi. Dengan adanya visi maka organisasi itu solid. Para Jurnalis Nasrani adalah pejuang Tuhan. Ketika kita terlibat dalam Pewarna Indonesia, hak itu adalah keputusan yang di buat dan berasal dari Allah. Visi yang jelas tentunya dari Tuhan, pikiran Tuhan yang diberikan ke manusia. Visi Pewarna Indonesia dari Allah.
Kedua, harus taat dalam menjalankan visi tersebut. Walaupun tidak mengenakan dalam organisasi, tetap terus dijalankan.
Ketiga, Visi tanda dari Allah. Pemimpin yang baik adalah mampu mengekspose dan mengeksplore tujuan untuk kepentingan bersama atau organisasi. Visi diwujudkan dalam bentuk program-program kerja, sehingga berjalan bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut. Kekuatan dunia adalah dalam pemberitaan atau Pers. Oleh sebab itu, media memiliki peran besar bagi dunia.
“Dalam melaksanakan rakernas, kita bekerja dengan bertanggung jawab. Jalan sambil bergandengan tangan, agar Pewarna Indonesia mencapai tujuannya sesuai visi Tuhan,” ujarnya dalam penyampaian Firman Tuhan.
Setelah Firman Tuhan, Pdt. Jason Balompapueng yang juga penasihat Pewarna Indonesia membuka secara simbolik dibuka dengan memukul gong. Acara secara resmi dibuka secara seremonial. Ibadah ditutup dengan doa berkat oleh Pdt. Jason Balompapueng.
Sesi berikutnya adalah Sosialiasi 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara yang disampaikan oleh Dr. Ahmad Basarah, SH, MH., Wakil Ketua MPR RI. Sebelum memasuki acara sosialisasi empat pilar, para peserta Rakernas diberikan kesempatan untuk bernyanyi sekaligus acara saling berkenalan antara tiap anggota pewarna dari berbagai daerah.
Salah satu tamu dalam Rakernas tersebut, Ketua Program Studi Teknik Informatika Universitas Bakrie Prof. Dr. Hoga Saragih, S.T., M.T., IPM dengan tema Keadilan dalam Alkitab. Prof. Dr. Hoga Saragih memaparkan keterkaitan Pancasila dengan Alkitab mengenai Keadilan sesuai Alkitab.
Acara Sosialisasi 4 Pilar di pandu oleh Sekjen Pewarna Indonesia Ronald S Onibala. Melalui vitual, Dr. Ahmad Basarah, SH.MH memaparkan mengenai Sosialisasi 4 Pilar.
“Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar kita letakkan sebagai dasar landasan. Ada 4 prinsip dasar dalam 4 Pilar Negera, antara lain, Pancasila sebagai Dasar dari Ideologi Negara. Kemudian mengenai UUD Negara RI Tahun 1945 dan Tap MPR sebagai Konstitusi Negara Serta Ketetapan MPR, mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Bentuk Negara dan Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara,” katanya.
Beberapa Fungsi-fungsi Pancasila antara lain sebagai falsafah negara (Philosofische Grondslag), sebagai pandangan hidup bangsa (Weltanschauung), Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia, sebagai pemersatu bangsa Indonesia, sebagai perjanjian luhur pendiri bangsa Indonesia, dan Pancasila sebagai Ilmu Pengetahuan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia juga terbentuk dari perjuangan oleh beberapa orang pejuang /pahlawan bangsa yang beragama Kristiani. Keterlibatan orang Kristen di Indonesia dalam perjuangan politik berawal dalam bentuk organisasi kedaerahan.
“Fungsi Pers bagi kebangsaan kita tertera dalam Pasal 3 UU No. 40 Tahun 1999: “Pers Nasional Mempunyai Fungsi Sebagai Media Informasi, pendidikan , hiburan dan control sosial. Pers Nasional dapat berfungsi sebagai Lembaga Ekonomi,” katanya.
Dalam sejarah tumbuhnya semangat perjuangan pembebasan dari penjajahan, tumbuhlah organisasi Pergerakan Pemuda, Keagamaan dan Kesukuan-Kebangsaan. Salah satu sejarah Indonesia yang menggambarkan awal mula terjalinnya persatuan adalah peristiwa hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Pergulatan pemikiran dan batin yang amat panjang tentang dasar dan ideologi negara jauh sebelum pengesahan uud 1945 di mana di dalam preambule-nya terdapat sila- sila pancasila, para pendiri bangsa telah melakukan pergulatan pemikiran dan bathin yang amat panjang tentang dasar dan Ideologi Negara (1 Juni 1945 – 22 Juni 1945 – 18 Agustus 1945).
Acara seminar mengenai Sosialiasi 4 pilar kebangsaan setelah pemaparan, diadakan acara tanya jawab untuk rekan-rekan jurnalis Nasrani. Dengan acara tersebut, diharapkan para Wartawan Nasrani Indonesia dapat dibekali mengenai wawasan kebangsaan dan persatuan serta mendukung sepenuhnya 4 Pilar Kebangsaan kita, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Red