Garut, jurnalkota.online
Rangkaian peringatan hari jadi guru ke-209 tahun, digelar Workshop untuk meningkatkan mutu guru. Workshop yang diselenggarakan di Aula kantor BJB Garut , Senin 31 Januari 2022 tersebut diikuti 150 peserta dari Forum Aliansi Guru dan karyawan (FAGAR) se-Kab. Garut.
Hadir dalam pembukaan acara tersebut, Ketua PGRI Garut, Kadisdik Garut, Perwakilan dari BKD, Kabid Kurikulum, para Pengurus DPP FAGAR, para Ketua DPC FAGAR dan tamu undangan lainnya.
Adeng Sukmana selaku Ketua DPP FAGAR mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dan berkerjasama untuk mensukseskan acara workshop. ” Semoga dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas para guru honorer menjadi profesional menuju era milenial digital 4.0,” ungkapnya.
Sementara, Ma’mun selaku Wakil Ketua DPP FAGAR menuturkan, Kegiatan ini dalam upaya menjalin kemitraan antara DPP FAGAR dengan Dinas/Instansi terkait, sehingga terjalin komunikasi yang baik dan bersinergis dalam menunjang program pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa.
“Saatnya otak kita harus melek teknologi, di mana pada era digital ini, seorang guru dituntut untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan kompetensi, sehingga kelak menjadi guru profesional, dan tentunya kita berharap agar semua guru honorer bisa segera merdeka dan dapat merubah statusnya dari honorer menjadi ASN P3K, ” uapnya penuh semangat.
Drs. H. Mahdar selaku Ketua PGRI Garut, memberikan apresiasi kepada FAGAR yang telah melaksanakan workshop peningkatan mutu guru, karena tanpa adanya kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki oleh guru, ke depan akan ditinggalkan.
“Zaman sudah modern dan teknologi semakin canggih, kita sudah berada di era digital 4.0, maka profesional, mutu guru harus ditingkatkan, supaya para siswa betah/suka dalam mentransfer ilmu pengetahuan, ” ungkapnya.
Lebih lanjut, mantan pejabat teras di Disdik Garut ini menjelaskan, bahwa tugas seorang guru adalah mendidik dan membina para siswa supaya bisa membaca, menulis dan berhitung sehingga cerdas bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah, mana baik dan mana buruk. “Maka seorang guru itu harus jadi panutan bagi murid-muridnya, ” tandasnya.
Kalau diibaratkan bahwa Pisang Cau itu bagus, tidak pernah diurus tapi tetap berbuah, Cau hanya punya jantung tapi tidak punya hati, demikian pula dengan guru harus jadi panutan dan punya hati.
“Sehingga para siswa betah/suka/senang dan bergembira belajar dengan bapak/ibu guru, maka kuncinya harus di tingkatkan mutu gurunya, sehingga kelak menjadi guru yang profesional, mandiri dan berprestasi, ” jelasnya.
Selesai memberikan sambutan, Ketua PGRI Garut langsung membuka acara workshop dengan mengalungkan kartu peserta kepada salah seorang peserta (Encep) dari DPC FAGAR Kec. Sukaresmi.
Penulis: H.Ujang Slamet/Saepul Zihad