Jakarta, jurnalkotatoday.com
Keterbatasan lahan tidak menyurutkan pihak SDN Warakas 07 untuk bisa ikut bercocok tanam (Urban Farming) seperti sekolah-sekolah lain, yang nota bene memiliki lahan yang cukup. Dengan keterbatasan tersebut, pihak SDN Warakas 07 mengembangkan Urban Farming dengan metode vertical garden.
Karena berada di lantai 3 komplek SDN Warakas, pihak SDN Warakas 07 memebuat teralis besi untuk menjaga keamanan dan keselamatan siswa. Dengan adanya teralis beri tersebut dimanfaatkan untuk melakukan Urban Farming dengan metode Vertical Garden.
Urban farming dengan vertical garden adalah metode bercocok tanam secara vertikal untuk mengoptimalkan lahan terbatas, dengan fokus pada edukasi lingkungan dan ketahanan pangan bagi siswa.
Metode ini melibatkan penggunaan ruang vertikal seperti dinding atau rak, memanfaatkan barang bekas (misalnya botol plastik), dan menanam tanaman yang mudah tumbuh seperti sayuran dan herbal. Kegiatan ini memberikan manfaat berupa pembelajaran praktis, peningkatan kreativitas, kepedulian lingkungan, dan pengembangan keterampilan siswa, ungkap Nenny Amalia Plt Kepala Sekolah SDN Warakas 07.
Dalam pemeliharaanya pihak sekolah melibatkan seluruh siswanya dan untuk merasa memiliki maka setiap kelas bertanggung jawab untuk memelihara tanamannya yang ada di depan kelasnya masing-masing yang dilakukan setiapa pagi, tambahnya.
kegiatan ini juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sekolah yang hijau dan sehat. Dengan demikian, penerapan urban farming dengan metode vertical garden di sekolah dapat menjadi solusi inovatif dalam meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya menjaga lingkungan sekaligus mengembangkan keterampilan kreatif mereka, jelas Nenny. Ar’S

