Banyuwangi, jurnalkotatoday.com
Mbah Painem, seorang wanita tua tuna netra yang hidup di kaki Gunung Tumpang Pitu merasa terharu, tatkala kediamannya tiba-tiba dikunjungi beberapa pejabat dari Kecamatan Pesanggaran dan aparatur Desa Sumberagung, pada 5 Januari 2023.
Dari informasi yang diterima, kunjungan pejabat kecamatan Pesanggaran tersebut merupakan instruksi langsung dari Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani dan MenPAN-RB Abdullah Azwar Anas setelah menerima pengaduan dari Kasepuhan Luhur Kedaton, terkait adanya informasi seorang wanita lansia tuna netra yang memerlukan bantuan ekonomi.
Upaya serius Bupati Ipuk merespon keluh kesah warga, dilakukan dengan langsung memerintahkan Camat Pesanggaran, sekaligus petugas kesehatan untuk memeriksa kesehatan Mbah Painem dikediamannya.
Selain itu, tim dari kecamatan yang langsung dikomandoi Camat pesanggaran (Drs. R. Agus Mulyono, M.S,i.), Kasi Trantib (Drs. Moh. Galuh Qomari), Petugas Dari puskesmas 1 orang dan Pendamping TKSK (SUBUR RIANTO) juga memberikan bantuan sembako berupa: Mie instan 11 Bungkus Gula 3 kg dan Beras 5 kg
Keponakan perempuan Mbah Painem menyampaikan, ke depan pihak Puskesmas juga akan berusaha melakukan kunjungan rutin untuk memperhatikan kesehatan Mbah Painem.
“Terimakasih untuk Bupati Ipuk sudah peduli dengan kami,” ujar keponakan perempuan Mbah Painem, saat dihubungi via telepon seluler.(06/01/23).
Kehidupan Ekonomi Mbah Painem
Mbah Painem merupakan wanita lansia tuna netra (Janda) yang tinggal dirumah sangat sederhana di Dusun Pancer RT.01 RW.01 Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi.
Melihat kehidupan Mbah Painem bisa jadi merupakan salah potret buram masyarakat yang kurang beruntung, meskipun hidup di sekitar tambang PT. BSI di Gunung Tumpang.
Mbah Painem yang keseharian mengais rezeki dari jasa memijat, sayang nya tidak bisa merasakan berkah dari keberadaan tambang emas di gunung emas yang berada di belakang rumahnya.
Begitupun dengan keluarga keponakan yang ikut tinggal bersama di rumah kediaman yang hanya terbuat dari dinding asbes, suami dari keponakannya hanya bekerja serabutan.
“Selama ini Mbah Painem hanya menerima bantuan dari BLT DD 200.000,/bln- dan diambil setiap 3 bulan sekali sejumlah Rp.600.000,-” ucap keponakan Mbah Painem.
Sementara itu untuk bantuan uang maupun Sembako dari tambang emas maupun pihak lain, ia mengaku belum pernah dapat, atau baru sekali ini dapat Sembako yang langsung diberikan Camat Pesanggaran.
“Bantuan dari PT.BSI adanya penyaluran air bersih, tapi tidak Geratis setiap bulannya harus bayar, untuk bulan kemarin saya bayar air PAM PT.BSI Rp.94.000,”. pungkas keponakan Mbah Painem.
Penulis : Rino Arya