Karawang, jurnalkota.id
Pekerjaan pembangunan jembatan Suradeng di kampung Babakan Ngantai 04/06, mendapat sorotan dari warga desa Mekarsari Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang .
Pasalnya, pembangunan jembatan tersebut yang sumber dananya dari dana desa (DD) tahap I tahun 2020 dengan biaya Rp. 378 juta, sampai saat ini Pemerintah Desa Mekarsari belum bisa menyelesaikannya. Sehingga pekerjaan tersebut diduga mangkrak .
Kepala desa Mekarsari, Darmas mengakui, persoalaan pekerjaan jembatan Suradeng belum selesai seratus persen. Penyelesaian pekerjaannya di anggaran tahun berikutnya, yakni di anggaran ke-2 (2 tahun anggaran). Sehingga kata Darmas, di dalam banner pekerjaan tersebut tidak dicantumkan batas waktu pekerjaannya.
“Jadi finishing kedua di tahun depan, semacam pemasangan loneng, pengecoran dan dari tiang ke tiangnya harus pakai batu,” ujarnya Rabu (15/7/2020).
Darmas menuturkan, anggaran dana tahap ke-2 untuk penyelesaian jembatan tersebut sebesar Rp. 50 juta.
Dikatakan Darmas, sementara jembatan tersebut untuk bisa dilewati, alas jembatan akan dipasang papan, dan pinggiran jembatan disanggah dengan bambu.
Darmas menyampaikan, terkait pekerjaan jembatan tersebut, bukan serta merta kehendak dirinya. Yang merancang dan membuat RAB pekerjaan jembatan bukan dirinya. “Namun pihak pendamping desa dan pengawas dari kecamatan yakni bapak Nur,” imbuhnya.
Dia menambahkan, bahkan setelah banner pekerjaan jembatan dipasang dan di saat pelaksanaan pekerjaan tengah berjalan, RAB yang sudah dibuat ada perbaikan atas masukan dari dirinya, yakni dengan menambahkan anggaran upah kerja yang belum dicantumkan.
Darmas menjanjikan, terkait banner yang sudah terpasang nantinya akan direvisi, apabila dana telah cair dan pekerjaan selesai.
Sebelumnya, warga Desa Mekarsari yang tidak bersedis disebutkan namanya, meminta terhadap Pemerintah Desa, terkait pekerjaan jembatan yang diduga mangkrak itu harus diselesaikan secepatnya. “Mau nunggu apa lagi serapan dana itu besar kok,” ucapnya .
Masih dari warga, dinilai, pembangunan jembatan Suradeng itu kurang manfaatnya, kalau hanya tujuannya sebagai jalan pintas untuk mengangkut padi di saat panen. “Akses jalan yang dihubungkan jembatan itu kecil tidak masuk truk . Jalan yang sudah ada aja diperbesar,” ungkap warga lainnya, juga tidak bersedia disebutkan identitasnya.
Penulis : Dedi/Adnan
Editor : Pang