Serang, jurnalkotatoday.com
Rumor yang sedang beredar di kalangan masyarakat terutama para penjual pasar yang offline merasa kesulitan menjual dagangannya secara offline, mengingat masyarakat sudah nyaman berbelanja melalui online, di mana belanja online lebih mudah dan lebih murah dibandingkan belanja di pasar, dan bahkan sekitar 50 kios yang ada di pasar Ciruas tutul, dikarenakan tidak sanggup membayar sewa kios, di karenakan sepinya pembeli/pengunjung.
Joni, sebagai pedagang pakaian di pasar Ciruas mengatakan, dengan maraknya belanja online, pedagang pasar tradisional sangat merasakan dampaknya.
“Dengan maraknya belanja online saya sebagai pedagang pasar tradisional sangat merasakan dampaknya, dulu omset saya hari Sabtu dan Minggu bisa mencapai 1.500.000/hari, tapi karena sudah maraknya belanja online omset saya menurun hingga 200,000 sampai 300,00/hari,” tutur Joni
Bahkan Joni menambahkan, sudah menyewa dua kios namun karena maraknya belanja online terpaksa hanya menyewa satu kios karena tidak sanggup membayar sewa kios.
“Bagi saya enggak apa -apa karena rejeki sudah ada yang ngatur, harapan saya sih enggak papa tiktok shop tidak ditutup, karena mereka juga cari makan di situ, tapi hanya untuk iklan jangan untuk transaksi, bahkan saya awalnya menyewa dua kios, sekarang hanya satu kios,” tambah Joni.
Jurnalis Media Jurnal Kota Today berkeliling pasar melihat kondisi pasar yang sepi pengunjung dan melihat kios kios yang tutul, karena tak mampu bayar sewa yang bertambah tahun tambah baik, sedangkan omset semakin menurun.
Jurnalis Media Jurnal Kota Today menemui salah satu pedagang warung nasi, yang ada di pasar Ciruas yang bernama Encum mengatakan, sebagai pedagang nasi di pasar Ciruas sangat terkena dampaknya dengan maraknya belanja online.
“Saya juga terkena dampaknya Mas, gara-gara belanja online orang-orang sudah jarang ke pasar lagi, biasanya omset perhari bisa mencapai 1.500.000 s/d 2.000.000, kini omset saya menurun menjadi 300.000 s/d 400.000 perh hari, karena sudah jarang yang ke pasar, apalagi di tambah sewa kios yang setiap tahun naik,” kata Encum.
Penelurusan pun berlanjut ke toko atau kios sembako, Edi seorang pedagang sembako juga sangat kesulitan menjual sembako karena sepi pengunjung sepi juga pembelinya, bahkan Edi juga menyampaikan, teman juga sudah jarang buka toko karena sekarang pasar sudah sepi dan jarang pengunjung makanya jarang buka kiosnya.
“Saya kesulitan menjual sembako karena sepi pengunjung, bahkan teman saya juga sudah jarang buka toko karena sekarang pasar sudah sepi jarang pengunjung makanya jarang buka kios nya,” pungkas Edi.
Penulis: Jaedi