Jakarta, jurnalkota.id
Untuk melistriki 7 desa di Kabupaten Kampar, Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti, PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) lebih dari 53,35 kilometer sirkit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) lebih dari 52,02 kms dan 24 Unit Gardu Distribusi (Trafo) dengan jumlah Daya 1.525 kiloVolt Ampere.
Menurut General Manager PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Daru Tri Tjahjono dalam siaran persnya yang diterima Ruangenergi.com di Jakarta, Selasa (25/5), membangun infrastruktur kelistrikan ke daerah-daerah terpencil memiliki tantangan tersendiri, khususnya terkait akses jalan untuk mencapai ke lokasi.
“Sesungguhnya melistriki ke pelosok negeri itu merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Kendala geografis yang paling berpengaruh, harus menyeberangi lautan, menelusuri sungai-sungai, melewati jalan yang tidak setapak. Tidak jarang, tiang, kabel dan material listrik lainnya digotong, diangkat, dibawa sendiri oleh Petugas PLN tanpa menggunakan mesin dalam melewati medan yang sulit,” kata Daru dalam keterangan persnya yang diterima jurnalkota.id di Jakarta, Selasa (25/5).
Ia menambahkan, bahwa adanya aliran listrik tersebut membuat Idulfitri 1441 H terasa berbeda bagi warga 7 desa di Provinsi Riau. “Lampu-lampu penerangan kini menemani warga melewati malam lebaran setelah PLN berhasil menyambungkan listrik ke dusun tersebut. Hal ini menjadi kado Idulfitri dari PLN untuk masyarakat Riau, karena mereka dapat merayakan lebaran dengan nyalanya listrik,” papar Daru.
Tujuh desa tersebut yaitu Desa Batu Sasak di Kabupaten Kampar, Desa Teluk Merbau, Terusan Kempas, Hibrida Jaya, Hibrida Mulia dan Tanjung Simpang di Kabupaten Indragiri Hilir serta Desa Pulau Topang di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Sementara dalam video conference peyalaan perdana desa berlistrik yang dilaksanakan, Sabtu (23/5), Gubernur Riau, Syamsuar menyampaikan apresiasi atas kerja keras PLN dalam menerangi Provinsi Riau.
“Kami atas nama Pemerintah Provinsi Riau mengucapkan banyak terima kasih kepada PLN membuat negeri ini menjadi terang benderang walaupun ditengah pandemik Covid-19,” tukasnya.
Gubernur juga menyapa langsung Kepala Desa Batu Sasak dan Tanjung Simpang yang baru saja teraliri listrik. Banyak manfaat dialiri listrik oleh PLN yang disampaikan oleh para Kepala Desa.
“Saat ini di desa kami sudah terang 24 jam, malam pun anak-anak dapat belajar dan kami bisa punya kulkas untuk membuat batu es untuk dijual,” kata Mardi (45) Sekretaris Desa Batu Sasak Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar.
Warga mengakui lebih hemat memakai listrik dari PLN dari sebelumnya menggunakan genset. “Sebelum memakai PLN, kami menghabiskan uang 300 sampai 400 ribu per bulan hanya untuk beberapa jam saja. Namun, saat ini kami hanya membayar 120an ribu sudah dapat menikmati listrik selama 24 jam,” ungkap Edi Indra (54) Kepala Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir.
Selain 7 desa di Riau, warga Dusun Punik, Desa Batu Dulang, Kecamatan Batu Lanteh, Kabupaten Sumbawa juga merayakan lebaran dengan suasana berbeda oleh 67 kepala keluarga, setelah PLN berhasil menyambungkan listrik ke dusun tersebut.
“Lebaran tahun ini akan menjadikan kenangan yang akan diingat oleh masyarakat dan akan menjadi sejarah bagi Dusun Punik karena akhirnya merdeka dari kegelapan,” ujar Kepala Dusun Punik, Isnaini dengan Bahagia.
Sementara General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB, Rudi Purnomoloka mengatakan, untuk melistriki Dusun Punik, PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah sepanjang 9,2 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah sepanjang 1,097 kms, dan satu buah gardu kapasitas 160 kVA. Pembangunannya sendiri dimulai sejak bulan Mei 2019.
“Akses jalan yang rusak, ditambah medan jalan berupa tanjakan dan turunan yang curam menjadikan tantangan tersendiri untuk melistriki dusun yang masyarakatnya mayoritas bermata pencaharian dari hasil perkebunan, khususnya kopi dan kemiri,” katanya.
“Akses menjadi tantangan, sehingga kita perlu berhati-hati. Medan menuju Dusun Punik itu sangat sulit, ada tanjakan yang sangat curam, kemiringan mencapai 40 derajat dan melewati hutan. Kalau angkut tiang pakai truk harus sangat berhati-hati. Tapi Alhamdulillah, sebelum Idulfitri sudah selesai sehingga masyarakat bisa merayakan lebaran dengan listrik PLN,” papar Rudi.
Ia pun berharap dengan masuknya listrik ke Dusun Punik tidak hanya memberikan penerangan tetapi juga dapat menggerakan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Mudah-mudahan dengan adanya listrik, usaha pengolahan kemiri masyarakat dapat berkembang, atau mungkin muncul usaha-usaha baru,” tutup Rudi.(Sya)