Jakarta, jurnalkota.id
Meski dalam kondisi pandemi Covid-19, PT Pertamina (Persero) terus melanjutkan proyek kilang yakni beberapa proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Roof Refinery (GRR), dan ditargetkan akan rampung tepat waktu.
Mega proyek kilang tersebut terdiri dari proyek pengembangan kapasitas untuk empat kilang dan pembangunan dua kilang baru. Pengembangan kapasitas kilang dilakukan di kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah. Kemudian Balongan, Jawa Barat. Dumai di Riau, dan Balikpapan, Kaltim. Adapun dua kilang baru dibangun di Tuban, Jawa Timur, dan di Bontang, Kaltim. Sementara total investasinya 48 miliar dollar AS.
“KIta mengapresisi progres pembangunan kilang yang sedang dilakukan oleh Pertamina terutama untuk progres konstruksi yang dicapai RDMP Balikpapan yang saat ini sudah mencapai 17,41%. Nantinya kapasitas produksi RDMP Balikpapan akan meningkat menjadi 360 ribu barel dan beroperasi pada 2023,” kata Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan saat dihubungi jurnalkota.id di Jakarta, Senin (06/7/2020).
Menurut Mamit, mega proyek kilang tersebut sesuai dengan visi Pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional. “Ini merupakan satu program strategis yang harus tetap dilanjutkan dalam rangka kemandirian energi Indonesia. Program RDMP dan GRR ini juga menunjukan keseriusan Pemerintah dan Pertamina dalam mempersiapkan bahan bakar ramah lingkungan,” tukasnya.
Dengan progres pembangunan yang sudah berjalan seperti Kilang Balikpapan, pihaknya optimis Pertamina akan sanggup menyelesaikan mega proyek tersebut sesuai target yang diberikan oleh Pemerintah. “Pembangunan Kilang ini juga harus terintegrasi dengan Petro Kimia,” ucqpnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengungkapkan bahwa tingkat kesulitan melakukan ekspansi dan revamping kilang lama jauh lebih tinggi dari pada membangun kilang baru dari lapangan yang masih kosong.
“Membangun kilang baru jauh lebih mudah dari pada melakukan ekspansi dan revamping kilang lama. Karena kalau yang ini untuk mengatur accesibility atau ketercapaian dan constructability atau keterbangunannya jauh lebih sulit,” papar Nicke saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI belum lama ini.
Terkait RDMP Balikpapan, ia mengatakan, bahwa desain proyek Kilang yang dikerjakan di Korea dan di Indonesia itu sudah hampir selesai atau sudah mencapai lebih dari 70 persen. “Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)-nya mencapai 35 persen dari nilai kontrak tahap pertama yang mencapai 4 billion dollar AS,” kata Nicke.
Menurutnya, di tengah kondisi Covid-19, kegiatan yang dilakukan di proyek tersebut cukup masif, tapi tentu saja tetap menerapkan protokol Covid-19. “Di dekat kilang juga dibangun storage yang nanti berfungsi untuk menampung crude dengan blending facility,” ungkapnya.
Yang pasti, kata dia, melalui mega proyek kilang minyak dan petro kimia, Pertamina ingin mewujudkan ketahanan energi nasional. “Semoga tidak ada lagi yang meragukan komitmen Pertamina dalam membangun kilang,” tutup Nicke.
Sebelumnya Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang juga menegaskan bahwa sasaran yang akan dicapai melalui proyek RDMP dan GRR adaalah mencapai kemandirian energi demi memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Proyek ini menurutnya masih sangat relevan dan ditargetkan akan rampung tepat waktu. “Kilang akan tetap berjalan dan selesaikan tepat waktu,” tegasnya.(Sya)