Tanjungpinang, jurnalkota.id
Upaya peningkatan dan pemulihan ekonomi di Kota Tanjungpinang, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang menggelar rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Wali Kota Tanjungpinang, Hj. Rahma, S.IP, di Ruang Rapat Engku Puteri Raja Hamidah, Kantor Wali Kota Tanjungpinang, Jl. Daeng Marewa No 1, Senggarang, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (16/2/2021).
Wali Kota Tanjungpinang, Hj. Rahma, S.IP dalam kesempatan itu mengatakan, bahwa untuk perkembangan harga bahan komoditas bahan pokok di Kota Tanjungpinang saat ini masih tergolong stabil, tetapi untuk beberapa komoditi kebutuhan pokok perlu diperhatikan dan terus dilakukan pemantauan secara khusus kedepannya.
“Saya sangat mengapresiasi atas kerja keras Tim TPID Kota Tanjungpinang yang sudah bekerja dengan baik dan maksimal dalam mengendalikan Inflasi selama ini, semoga dapat terus dijaga dan dikawal dengan baik hal yang sudah kita laksanakan ini,” ungkap Rahma.
Rahma juga mengatakan, terjadinya inflasi saat ini dipengaruhi hari besar Imlek sehingga tingkat konsumsi masyarakat meningkat jelang perayaan tersebut. “Di masa pandemi ini dimana masyarakat terbatas untuk berpergian ke luar daerah, berdampak pada daya beli masyarakat yang meningkat. Untuk itu kita semua perlu menjaga stok komoditi untuk Kota Tanjungpinang,” lanjutnya.
Terkait peningkatan UMKM, Rahma mengatakan terdapat 12.000 UMKM kategori omset dibawah Rp300 juta per tahun di Kota Tanjungpinang. Dalam upaya penguatan UMKM dan pemulihan ekonomi masyarakat, Pemko Tanjungpinang telah melakukan persiapan kerjasama untuk dana CSR di Bank Riau Kepri Syariah dengan cara menjemput kebutuhan kelengkapan UMKM. Selain itu, juga akan dioptimalkan Gerai Pangan yang ada di Jalan Hang Lekir Tanjungpinang.
Rahma juga mengatakan, saat ini sudah ada 6 swalayan yang bekerjasama dengan Pemko Tanjungpinang untuk menjualkan produk UMKM Binaan Pemko Tanjungpinang.
“Semoga langkah-langkah yang telah kami lakukan sebagai titik fokus untuk penguatan UMKM, dan pemulihan ekonomi masyarakat, agar dapat berjalan dengan baik, saya juga mengajak kepada Bank Indonesia dan rekan-rekan TPID untuk dapat mengunjungi Gerai Pangan dan swalayan tersebut, mungkin ada program-program yang dapat kita lakukan kerjasama,” ujar Rahma.
Rahma menjelaskan, berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia terkait pengendalian inflasi yakni kebijakan pengendalian inflasi tidak hanya fokus pada upaya-upaya pengendalian harga, namun juga diarahkan pada upaya untuk memastikan terjaganya daya beli masyarakat melalui penguatan perlindungan sosial dan dukungan terhadap sektor UMKM.
Pemerintah Daerah diharapkan memperkuat kebijakan Pemerintah Pusat dengan mempercepat realisasi APBD terutama belanja bantuan sosial dan belanja modal yang mendukung pemulihan ekonomi termasuk sektor UMKM.
Selanjutnya, juga harus dilakukan penguatan sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dilakukan dengan mengarahkan belanja pada produk-produk dalam negeri, baik produk pertanian maupun UMKM.
Pemerintah daerah juga harus memastikan ketersediaan data informasi pangan yang akurat diperlukan untuk mendukung perumusan kebijakan
tingkat pusat dan daerah, mengatasi permasalahan keterbatasan pasokan pangan, mendorong perdagangan, serta memperkuat kerja sama antar daerah. Pemerintah Daerah diharapkan dapat membangun optimisme pemulihan ekonomi dengan terus memberikan informasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah kebijakan dan penanganan pandemi Covid-19 di pusat dan daerah.
Sementara, menurut data yang dipaparkan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri dan BPS Kota Tanjungpinang, bahwa IHK Kota Tanjungpinang pada Februari 2021 diperkirakan terkendali pada Kisaran 0,04 – 0,34% (mtm) atau 2,00 – 2,40% (yoy). Sedangkan hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) pada minggu kedua Februari 2021, mengindikasikan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi 1,38% (mtm).
Terdapat beberapa potensi risiko inflasi antara lain peningkatan curah hujan berpotensi mendorong kenaikan harga pada komoditas bahan pangan seperti cabai (merah dan rawit), produk unggas (daging dan telur), serta komoditas sayuran. Kemudian harga rokok berpotensi meningkat menjelang implementasi kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) dan Harga Jual Eceran (HJE) pada 1 Februari 2021 serta penyesuaian tarif dan upah pada awal tahun 2021.
Musni Hardi, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kepri mengatakan, terjadinya inflasi ini agar diantisipasi jelang Ramadhan dan Idul Fitri. “Semoga tingkat inflasi ini dapat kita kendalikan, karena dipastikan tingkat daya beli masyarakat meningkat pada 2 waktu tersebut,” ungkap Musni.
Sementara itu, data yang disampaikan oleh Kepala BPS Kota Tanjungpinang, Mangampu Tua Gultompada, bulan Januari 2021 IHK stabil terdiri dari kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, rekreasi, olahraga dan budaya serta pendidikan. Komoditas dominan penyumbang inflasi di Kota Tanjungpinang terdiri dari cabai merah 0,14%, daging ayam ras 0,10%, ikan selar 0,06%, telur ayam ras 0,05%, sotong 0,03%, ikan tongkol 0,03%, kol putih/kubis 0,03%, bayam 0,02%, ikan bakar 0,02% dan kangkung 0,02%.
Mengenai perkembangan harga bulan Februari 2021, tercatat 21 komoditi barang/jasa kebutuhan masyarakat mengalami kenaikan harga, di antaranya adalah ikan tamban, ikan bulat, ikan lele, ikan layang, cumi-cumi, ikan nata besar, ikan ekor kuning, sotong, ikan caru, ikan asin teri, ikan asin belah, wortel, buncis, cabai hijau, daun bawang, cabai merah kering, kacang tanah, sabun cair cuci piring, mie kering instan, tepung terigu dan minyak goreng.
Inflasi di Kepri terendah ke-5 se-Sumatera yang didorong deflasi beberapa komoditas seperti tarif angkutan udara dan volatile food. Inflasi di Kepri, Batam dan Tanjungpinang pada bulan Januari didorong oleh peningkatan daging ayam ras, cabai rawit dan beras. Peningkatan harga daging ayam didorong oleh kenaikan harga pakan dan berkurangnya pasokan. Peningkatan cabai rawit didorong oleh pasokan, kenaikan harga beras didorong kenaikan harga gabah di tingkat penggilingan. Dari 24 Kota IHK di Sumatera dan Nasional pada Januari 2021, Tanjungpinang mengalami inflasi 0,56% diantara Kota Batam sebesar 0,68% dan Kota Metri sebesar 0,53%, sedangkan untuk nasional sebesar 0,26%.
Sementara itu, Perwakilan Bulog mengatakan ketersediaan stok beras yang tersedia saat ini 1.873 ton di gudang Bulog Tanjungpinang tergolong aman dan cukup cukup untuk 4 bulan kedepan. Seperti minyak 4 ton, daging 9 ton dan tepung terigu 3 ton. Hal ini akan dilakukan penambahan jelang bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri. Dengan data yang ada saat ini secara keseluruhan, ketersediaan komoditi di gudang Bulog Tanjungpinang tergolong aman dan mencukupi beberapa bulan dan sudah ada upaya untuk penambahan seperti yang telah disebutkan pada bulan sebelumnya.
Sumber Prokompim.
Editor : Antoni