Celoteh Si Jabir, Jurnalkotatoday.com
Si Jabir dan seorang temannya, Pet sedang ngopi di Ropang di depan pasar dekat rumahnya. Seperti biasa si Jabir minum kopi pahit, yakni diseduh tanpa gula. Sedangkan temannya itu minum kopi sasetan yang campur susu.
Sebentar hening, tiba-tiba Pet menepuk meja sambil berkata setengah teriak, “gue heran teman-teman yang lain mudik, habis itu duitnya masih tetap ada,” katanya.
“Kenapa kau heran. Mereka rajin cari duit, siap banting tulang, siap bangun pagi dan tidur larut malam untuk cari uang. Nah kau, apa yang sudah kau kerjain?,” Jabir balas dengan pertanyaan.
Pet diam, sejenak menatap gelas kopinya, kemudian meraih dan meminumnya.
“Kenapa kau diam?,” Jabir coba mendesak.
Pet tetap tak bersuara, dia sibuk minum kopi manisnya yang hampir habis.
“Aku bilang sama kau Pet, tak mungkin orang malas punya uang banyak, kecuali kena lotre. Ini kau masang lotre pun ga pernah, ga ada harapanlah,”.
“Harus kerja keras Pet. Di pasar ini banyak kerjaan dan usaha kalau kau mau. Jangan alasan tak punya modal, modal bisa dikumpulkan, dan paling penting modal kepercayaan. Banyak orang tanpa modal bisa berhasil. Tapi memang harus siap capek setahun dua tahun, baru ke sananya ada perubahan. Kau jangan jadi orang yang “ga mau susah setahun, tapi mau susah selamanya,” oceh si Jabir.
Sebentar dia menghirup kopinya, dan akan menyambung ocehan, namun Pet sudah beranjak dari bangkunya, dan meninggalkan si Jabir sendirian.
Si Jabir menatap wajah Pet, kelihatan wajahnya memerah dan bibirnys tertutup rapat, si Jabir terus memandangnya, mengikuti langkah Pet yang semakin jauh.
“Ah susah dibilangin dia, tipe orang seperti ini memang susah orangnya. Maunya susah terus,” gerutu si Jabir.
“Semoga tidak banyak tipe Seperti dia ini,” doa si Jabir.
PS/8/5/22