Banyuwangi, jurnalkotatoday.com.
Menjelang debat publik kedua bagi Calon Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi yang akan dilaksanakan, 10 November 2024 di gedung JTV, Surabaya, anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Sonny T. Danaparamita, S.H., M.H menyampaikan pandangannya melalui pesan WhatsApp dari Jakarta kepada rekan Media Jejak Indonesia.
Putra asli Banyuwangi ini menyampaikan beberapa catatan penting terkait harapan dan saran untuk pelaksanaan debat publik Pilkada Banyuwangi.
Menurut Sonny, dalam kondisi kampanye yang terbatas, debat publik bisa menjadi acuan utama bagi masyarakat untuk menentukan pilihan mereka. Ia mengusulkan agar Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) gencar mempublikasikan jadwal debat ini, sehingga semakin banyak masyarakat yang mengetahui dan dapat mengikuti acara tersebut. Sonny juga mengkritik gaya publikasi KPUD yang kerap menonjolkan foto para komisioner ketimbang informasi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat.
“Masa kampanye yang terbatas ini sebaiknya diisi dengan kampanye dialogis dan debat publik yang bisa menjadi referensi bagi para pemilih. KPUD perlu mempublikasikan agenda debat ini secara efektif dan efisien, tanpa menonjolkan aspek yang kurang relevan seperti foto komisioner,” ujar Sonny.
Selanjutnya, Sonny berharap agar kedua pasangan calon (Paslon) mampu menunjukkan kualitas mereka sebagai calon pemimpin Banyuwangi untuk lima tahun mendatang. Ia menekankan pentingnya menampilkan konsep dan program yang solutif, bukan sekadar memberikan kritik.
Menurutnya, jika paslon fokus pada penyampaian ide-ide konkret untuk menyelesaikan permasalahan Banyuwangi, debat publik akan memiliki nilai lebih dan menjadi ajang demokrasi yang berkualitas.
“Memberikan kritik kepada lawan memang penting, namun debat publik ini akan lebih berkualitas jika para calon lebih menonjolkan konsep dan program yang dapat mengatasi berbagai masalah di Banyuwangi,” tambah Sonny.
Sonny juga menekankan bahwa peran tim pemenangan, relawan, dan pendukung paslon sangat penting dalam menyebarluaskan acara debat ini kepada masyarakat guna meyakinkan pemilih. Namun, ia mengingatkan, apabila debat hanya menjadi ajang formalitas tanpa visi yang kuat, maka demokrasi hanya akan berjalan secara prosedural, tanpa menghadirkan kualitas substantif yang diharapkan.
Sonny menutup pernyataannya dengan harapan besar untuk debat publik kedua ini agar dapat menjadi ruang yang mencerminkan demokrasi yang sehat, serta memberikan manfaat bagi masa depan Banyuwangi. Sama’i S.Pd